DEMAK, Lingkar.news – Hari Batik Nasional merupakan perayaan nasional untuk memperingati ditetapkannya batik sebagai warisan budaya tak benda pada 2 Oktober 2009. Seiring berjalannya batik semakin dilestarikan di masyarakat Indonesia, termasuk di Kabupaten Demak.
Para perajin batik di Demak juga menuangkan berbagai potensi daerah menjadi motif batik pada kain hingga furnitur sehingga kekhasan Demak bisa terus eksis.
Perajin batik Demak, Mulyono (49), bercerita bahwa dirinya mulai belajar tentang produksi batik semasa pandemi Covid-19 dan terus berkembang hingga sekarang 2024.
Desa Wisata Karangmlati Kenalkan Berbagai Corak Khas Batik Demakan
Menurutnya, kemajuan batik di Kabupaten Demak cukup bagus, lantaran produksi batik dari pengrajin di daerah tersebut cukup banyak diminati oleh masyarakat lokal maupun luar daerah.
“Saya termasuk pengrajin batik pemula. Mulai sekitar Covid-19 kemarin. Meskipun saya sebagai pemula, perkembangan ya Alhamdulillah ini masih bisa berjalan dan bisa terus bekerja, lumayan ada orderan,” ujar Mulyono disela-sela kesibukannya membuat batik di rumahnya, Rabu, 2 Oktober 2024.
Menurut Mulyono, batik akan tetap menjadi kebutuhan masyarakat yang selalu dicari, sebab batik bisa diaplikasikan dalam bentuk kain dan bahan pembuatan sandang. Oleh karena itu dirinya optimistis bisa melestarikan salah satu warisan budaya ini.
Kaya Budaya, Seniman Ini Gunakan Potensi Demak Jadi Referensi Motif Batik
Bersamaan dengan momen Hari Bati Nasional, Mulyono berharap batik khas demakan bisa terus eksis baik di kancah nasional maupun internasional. Selain itu, pihaknya juga berharap warisan budaya tak benda Negara Indonesia itu tetap ada penerusnya.
“Harapannya semua warga masyarakat antusias tentang batik, juga dalam pemakaian konsumennnya. Kemudian bagi pengrajin sendiri terus giat produksi dan juga mendidik bagi generasi penerus agar ada yang meneruskan kerajinan batik yang sebagai warisan budaya khas Indonesai agar tidak tergerus zaman. Karena ini juga peluang usaha dan bisa mengurangi angka kemiskinan,” harapnya.
Di sisi lain, dirinya juga berharap agar Pemerintah Kabupaten Demak terus mendukung perajin batik di Kota Wali ini.
“Untuk dinas terkait, kami sebagai pengrajin minta support yang sifatnya agar produksi itu bisa lancar dan bisa terjual cepat,” ungkapnya.
Terpisah, Koesmanto yang juga sebagai salah satu pengrajin batik khas Demak juga sependapat bahwasannya warisan budaya batik harus dilestarikan agar semakin mendunia.
“Semoga batik makin mendunia dan para pembatik lebih bisa memaknai, meresapi, menikmati akan batik-batik dari hasil karya ciptanya,” ujarnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)