SEMARANG, Lingkar.news – Wakil Menteri Pertanian Republik Indonesia, Sudaryono, menyebut wilayah Jawa Tengah dapat menjadi percontohan terkait penyerapan kebutuhan padi.
“Memang di Jateng ini padinya lebih bagus, orang-orangnya lebih mudah diajak komunikasi, Bulognya juga kalau ada apa-apa langsung turun,” ujar Wamentan usai mengikuti Rakor Ketersediaan dan Harga Bahan Pokok Menjelang Lebaran di Gedung Gradhika Jawa Tengah, Kamis, 20 Maret 2025.
Wamentan mengatakan walaupun luasan lahan pertanian di Jateng lebih sedikit dibanding wilayah tetangga, namun secara kualitas dan pengolahan padi terbaik ada di Jateng.
“Jateng juga menjadi daerah yang dapat dijadikan percontohan industri perpadian, walaupun secara produktivitas lebih rendah dibanding Jatim dan Jabar, karena luasan lahan banyak,” ungkapnya.
DPRD Jateng Ajak Warga Ikut Cegah Lonjakan Harga Pangan dengan Cara Ini
Walaupun begitu, ia menegaskan bahwa pemerintah akan memaksimalkan produktivitas pertanian di Jawa Tengah, sehingga dapat menyerap kebutuhan padi lebih banyak.
“Cuma dengan luasan sawah yang kita miliki ini produktivitasnya dapat lebih kita tingkatkan, bagaimana kalau kita selesai panen itu bisa langsung tandur lagi, kalau setahun bisa empat kali ya sekalian saja. Minimal itu yang tadinya satu kali bisa jadi dua sampai tiga kali, seperti di Sukoharjo itu satu tahun bisa empat kali,” tuturnya.
Di sisi lain, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah Sopran Kenedi menyampaikan bahwa saat ini penyerapan beras di Jawa Tengah hampir mencapai 12 persen dari jumlah yang ditargetkan.
“Untuk setara beras sampai saat ini telah mencapai 60.513 Ton, hampir 12 persen dari target Jawa Tengah, yakni 532.462 ton. Semakin hari serapan semakin meningkat, entahb beras atau gabah,” jelasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkar.news)