Yogyakarta, LINGKAR – Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) meluncurkan purwarupa insinerator untuk sekolah, guna mengatasi permasalahan sampah di lingkungan pendidikan di provinsi itu.
Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Beny Suharsono saat peluncuran purwarupa itu di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY, Yogyakarta, Jumat, mengatakan purwarupa bakal diujicoba di 10 sekolah yang dipilih berdasarkan kriteria luas lahan dan volume sampah organik yang dihasilkan.
“Sekolah-sekolah yang dipilih harus memiliki halaman yang cukup luas agar alat ini tidak mengganggu lingkungan sekitar,” ujar dia.
Sebelum insinerator efektif diterapkan diperlukan kajian dan evaluasi terkait dampak lingkungan, baik aspek kebisingan maupun polutan yang ditimbulkan.
“Hari ini kita launching, tapi bukan berarti besok langsung dikirim ke sekolah-sekolah. Harus kita cek ulang,” ujar Beny.
Menurut dia, alat pembakar sampah tersebut memiliki kapasitas 3,5 kg sekali bakar dan dapat beroperasi terus-menerus sepanjang hari hingga mencapai kapasitas ideal.
Selain menangani sampah, kata dia, alat ini juga dirancang agar residu hasil pembakaran dapat dimanfaatkan kembali.
Ada dua jenis residu yang dihasilkan, yaitu residu padat yang berpotensi digunakan kembali dalam bentuk tertentu dan residu cair yang masih perlu riset lebih lanjut untuk pemanfaatannya.
Saat ini, Pemda DIY masih menghitung keekonomian alat pembakar sampah ini, terutama dalam hal biaya investasi dan operasional.
Beny Suharsono menjelaskan bahwa komponen investasi terbesar adalah pada mesin pengangkat sampah, sistem oksigenasi, dan blower untuk sirkulasi udara.
Saat ini, pihaknya masih menghitung ulang kapasitas per unit sebelum menentukan nilai investasi secara pasti.
Pemda DIY, kata Beny, juga menggandeng Balai Latihan dan Pengembangan Teknologi (BLPT) untuk terus melakukan riset dan inovasi agar alat ini semakin efisien dan ramah lingkungan.
“Inovasi ini menjadi wujud nyata kepedulian kita terhadap keberlanjutan lingkungan, memastikan bahwa kemajuan yang kita capai, bukanlah kemajuan yang mereduksi peran alam,” tutur Beny. (RARA – LINGKAR)