JAKARTA, Lingkar.news – Sekitar 53 Sekolah Rakyat akan beroperasi pada tahun ajaran 2025/2026. Lokasi sekolah rakyat tersebut tersebar di sejumlah daerah.
Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengatakan sekolah rakyat yang beroperasi tahun ini sudah memiliki bangunan.
“53 ini yang sudah ada bangunan yang existing. Ada aset-aset yang punya Kemensos, kemudian ada yang punya pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, kota yang mau kita optimalkan,” kata Prasetyo melalui keterangan di Jakarta, Rabu, 16 April 2025.
Prasetyo mengatakan sebanyak 53 cikal Sekolah Rakyat tersebut merupakan aset dari Kementerian Sosial, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten dan juga pemerintah kota yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.
Menurut Prasetyo penyediaan fasilitas pendidikan berkualitas yang bisa diakses oleh masyarakat miskin ekstrem maupun miskin merupakan upaya untuk memutus mata rantai kemiskinan.
Karenanya, meski mengoptimalkan bangunan yang sudah ada, tetap diperlukan beberapa penyesuaian seperti perbaikan dan renovasi.
“Tetapi tentunya di situ butuh perbaikan, butuh renovasi, butuh penambahan fasilitas supaya bisa dipakai untuk kegiatan belajar-belajar,” ujarnya.
Ia menjelaskan pada tahun 2025 ini rencananya akan dibangun sebanyak 200 Sekolah Rakyat. Selain 53 cikal Sekolah Rakyat yang menggunakan bangunan yang sudah ada, sebanyak 147 Sekolah Rakyat akan dibangun berupa bangunan baru.
“Untuk tahun ini direncanakan yang baru kurang lebih di paling tidak mencapai 200 titik. Jadi yang dibangun baru kurang lebih di 140-an,” lanjutnya.
Sekolah Rakyat akan tersebar di berbagai wilayah Indonesia dengan mengacu kepada data sebaran kantong kemiskinan.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut, Sekolah Rakyat akan diprioritaskan pada area berpenduduk besar dengan angka kemiskinan ekstrem yang tinggi. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)