SURABAYA, Lingkar.news – Pemerintah Kota Surabaya menerapkan dua strategi sebagai upaya untuk melakukan pengendalian harga beras yang sedang naik.
Kepala Dinas Ketahanan Panganan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya, Antiek Sugiharti, mengatakan pengendalian harga beras yang pertama adalah melakukan berkoordinasi dengan Badan Urusan Logistik (Bulog).
“Ini diharapkan agar Bulog secara rutin mendistribusikan beras, khususnya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) ke pasar-pasar dan kios Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID),” kata Antiek melalui keterangan resmi yang diterima di Surabaya, Rabu, 21 Februari 2024.
Langkah kedua yakni memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah atau wilayah penghasil komoditas. Hal ini sebagai langkah jangka panjang mendapatkan pasokan kebutuhan pangan.
“Pemkot Surabaya akan menambah kerja sama antar daerah untuk memenuhi kebutuhan bahan pokok di Kota Surabaya,” ungkapnya.
Antiek menyebut bahwa kenaikan harga beras sudah terjadi sejak akhir Oktober 2023, karena musim kemarau panjang yang disebabkan El-Nino.
“Jadi, sejak akhir Oktober 2023 harga beras sudah mulai naik,” ujarnya.
Selain itu, Pemkot Surabaya juga memperketat pengawasan agar harga beras tak melebihi harga eceran tertinggi (HET), pun demikian dengan komoditas lainnya.
Langkah tersebut dibarengi dengan pelaksanaan Gerakan Pasar Murah dan Gerakan Tanam Bersama. Gerakan Pasar Murah dilaksanakan sebanyak dua kali dalam seminggu yang lokasinya ditempatkan hingga tingkat kecamatan, kelurahan, dan RW.
“Kegiatan Gerakan Pangan Murah setiap sebulan sekali berlokasi di daerah padat penduduk yang menjual komoditas dengan harga di bawah harga pasar dan penyaluran beras SPHP ke kios-kios TPID,” sambungnya.
Sementara itu seorang pedagang sembako di kawasan Siwalankerto, bernama Restu Kamil mengatakan harga beras eceran dalam hitungan per kilogram, saat ini dijual Rp16.000 dari sebelumnya Rp14.000.
Restu menyebut kenaikan sudah terjadi sejak awal tahun 2024, secara bertahap.
“Sekitar Januari kemarin tetapi itu pelan-pelan naiknya tidak langsung tinggi. Tetapi semoga bisa turun, apalagi sebentar lagi masuk bulan puasa,” ucapnya.
Terpisah, pedagang Pasar Genteng bernama Rochman menyatakan harga beras eceran per kilogram saat ini berkisar Rp15 ribu hingga 17 ribu dari yang sebelumnya diangka Rp11.000 sampai Rp14.000.
Pihaknya berharap persoalan kenaikan harga beras bisa secepatnya tertangani oleh pemerintah. “Pembeli memang tetap ada tetapi tidak banyak, biasanya stok beras habis satu minggu sekarang dua minggu,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)