SEMARANG, LINGKAR – Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperkirakan produksi Gabah Kering Panen (GKP) di wilayahnya mencapai 4,8 juta ton atau setara 2,3 juta ton beras pada Februari–April 2025. Perkiraan ini berdasarkan luas panen padi yang diprediksi melebihi 688 ribu hektare.
Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana, mengungkapkan bahwa untuk memastikan optimalisasi penyerapan hasil panen, Perum Bulog Kanwil Jawa Tengah ditargetkan dapat menyerap setidaknya 383.144 ton setara beras dari petani.
“Saya berharap Perum Bulog dapat menyerap gabah kering dengan harga Rp6.500 per kilogram dan beras Rp12 ribu per kilogram. Selain itu, kami juga meminta petani untuk menjaga kualitas hasil panennya,” ujar Nana dalam Rapat Koordinasi (Rakor) Optimalisasi Penyerapan Gabah dan Beras Dalam Negeri di Kantor Perum Bulog Kanwil Jateng, Rabu (5/2/2025).
Pj Gubernur juga meminta Persatuan Pengusaha Penggilingan Padi dan Beras (Perpadi) untuk berkoordinasi dengan Perum Bulog guna mencapai target penyerapan 20 persen beras dari Perpadi oleh Bulog. Selain itu, pemerintah kabupaten/kota serta TNI diminta untuk mendampingi petani mulai dari pembibitan hingga proses penjualan guna meningkatkan hasil panen.
Sementara itu, Pemimpin Wilayah Perum Bulog Jawa Tengah, Sopran Kennedi, menjelaskan bahwa pihaknya ditargetkan menyerap minimal 20 persen beras dari Perpadi serta 532 ribu ton gabah untuk wilayah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta.
“Kami telah menyiapkan gudang dengan kapasitas 75 ribu ton untuk menyimpan hasil panen. Selebihnya akan menggunakan gudang sewa atau sistem pinjam pakai dengan TNI, BUMN, dan resi gudang yang dikelola Dinas Perdagangan maupun pemerintah daerah,” kata Sopran.
Rakor ini merupakan tindak lanjut dari kesepakatan antara Kementerian Pertanian, Perum Bulog, Perpadi, dan Panglima TNI pada 30 Januari 2025. Kesepakatan tersebut bertujuan untuk memperkuat ketahanan pangan melalui penyerapan gabah dan beras secara optimal, khususnya di Jawa Tengah. (RIZKY S/LINGKAR)