DEMAK, Lingkar.news – Kepala Kejaksaan Negeri Demak, Hendra Jaya Atmaja bertekad menjalankan tanggung jawab yang diembannnya dengan sungguh-sungguh.
“Saya mendapat kehormatan dan amanah yang luar biasa menakhodai Korps Adyaksa di Kota Wali ini,” ujarnya, Senin, 24 Desember 2024.
Selama mejalankan tugas di Kejari Demak, Hendra diketahui jarang pulang awal dari jam kerja formal pukul 16.00 WIB. Biasanya ia baru beranjak meninggalkan kantor setelah magrib. Saat awal bertugas ia pulang lebih larut lagi.
“Saya tidak biasa, bukan tidak bisa bekerja tempatnya berantakan,” ujarnya.
Hendra mengatakan bahwa dalam menjalankan amanahnya, konsolidasi dan pembenahan masuk dalam prioritas khusus. Termasuk pembenahan fisik. Agenda selanjutnya ia akan melakukan konsolidasi pengingkatan kinerja.
“Kejaksaan ini ranahnya tipikor, jadi kami punya tugas dan tanggung jawab yang muaranya adalah clean government atau pemerintah yang bersih dan akuntabel,” sambungnya.
Salah satu langkah nyata yang ingin Hendra wujudkan dalam kinerjanya yaitu melaksanakan asta cita khususnya pada poin ketujuh yakni memperkuat reformasi politik, hukum, dan birokarasi serta memperkuat pencegahan dan pemberantasan korupsi dan narkoba. Oleh karena itu pihaknya mewanti-wanti seluruh keluarga Adyaksa agar tidak menggadaikan integritas.
“Jaga kehormatan dan profesionalisme secara utuh dan tulus dari dalam hati, tidak perlu tengok kiri-kanan. Demak itu nama besar, jejaknya luar biasa. Jadi episentrum peradaban. Saya punya tanggung jawab moral untuk peduli dan dapat ikut serta mendukung berikhtiar menapaki kejayaan,” tuturnya.
Dia juga mengingatkan bahwa amanah yang diemban masing-masing merupakan tanggung jawab dunia akhirat.
“Kita tidak boleh main-main di sini. Ini Kota Wali, urusannya sampai akherat, lho, benar itu, artinya bukan dunia saja. Kita bisa kuwalat sama beliau-beliau (Sunan Kalijaga)” kata mantan Kepala Kejaksaan Negeri Lamandau, Kalimantan Tengah ini.
Pihaknya menyebutkan telah membangun kemitraan dengan inspektorat untuk mendukung pemerintahan Presiden Prabowo.
“Demak kan sudah WTP, kalau sudah WTP mestinya gelaran program dan kegiatan harusnya baik, aman juga. Kalau ada belum pas, seperti koreksi, dan evaluasi dari BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) inspektorat yang jadi ujung tombak,” jelasnya.
“Saat ini sesuai dengan tupoksi, kejaksaan terhadap temuan-temuan atau evaluasi dari BPK, kami (kejaksaan) menunggu dan mendorong ditindaklanjuti dengan sebaik-baiknya. Jika setelah itu masih ada laporan, terkait penyimpangan dan pelanggaran lain, kejaksaan siaga dan siap untuk segera turun tangan,” ucapnya.
Saat ini, kata Hendra, kejaksaan terus melakukan pematangan kinerja. Tidak hanya terkait proyek fisik, atau infrastruktur namun juga menyangkut penanganan layanan publik, perizinan dan kesehatan.
Ia pun menyoroti kinerja OPD yang mengurusi kebersihan dan ketertiban di Demak yang menurutnya masih perlu kerja keras untuk menjadi lebih baik lagi.
“Saya kaget ketika kemarin ada takziah ke Jepara, kotanya bagus. Kalau kotanya resik, rezeki pasti datang. Kebersihan bagian dari iman. Demak punya wisata religi yang luar biasa, tapi maaf kok tidak dimaksimalkan. Apa yang salah di sini,” kata penghobi gowes ini.
Untuk itu jajaran Korps Adyaksa Demak siap bersinergi dan berkolaborasi dengan sepenuh hati.
“Saya sudah buat edaran ke dalam dan ke luar. Intinya kalau ada permintaan bantuan, dukungan kegiatan dan sejenis tolong jangan diberi. Maaf, ini serius menjadi komitmen kami (Kejaksaan), kalau masih ada yang begitu pasti akan saya proses,” tegasnya.
Kebijakan dan sikap seperti di atas, tidak lain menjadi bentuk kesyukuran. “Saya alhamdulillah mendapat amanah bertugas di Kota Wali. Sekali lagi ini Kota Wali, langkah-langkah yang saya ambil muaranya ke sana, yakni menjalankan dan mengamalkan ajaran beliau (Kanjeng Sunan Kalijaga),” pungkasnya. (Lingkar Network | Lingkar.news)