PEKALONGAN, LINGKAR – Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pekalongan sekaligus Sekretaris Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Golkar Kabupaten Pekalongan, Ruben R. Prabu Faza menegaskan bahwa aksi melempar batu yang ia lakukan sebelum pengundian nomor urut calon Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan adalah bentuk refleks karena pihaknya diserang.
Hal ini menanggapi beredarnya foto dan video bahwa Ruben melemparkan batu ke massa kubu pasangan calon (paslon) Bupati dan Wakil Bupati Pekalongan Riswadi-Amin.
“Betul sekali bahwa saya keluar dari area KPU karena rombongan (paslon) Fadia-Sukirman sudah mulai mendekat. Namun ketika saya keluar, ternyata di depan (Kantor) KPU masih banyak massa dari kubu sebelah. Saat rombongan kami tiba, tiba-tiba sebuah tongkat bambu dilemparkan oleh massa dari pihak lain ke arah Ibu Fadia,” ungkap Ruben, Rabu (25/9).
Ia menambahkan, aksi tersebut merupakan bentuk keterpaksaan untuk mempertahankan diri dari serangan yang diduga massa dari kubu Riswadi-Amin.
“Salah satu batu itu mengenai tangan saya dan secara refleks saya melempar balik. Tidak ada niat apapun. Itu murni reaksi spontan saat paslon kami diserang,” jelasnya.
Di sisi lain, dirinya berterima kasih kepada organisasi masyarakat (ormas) yang berhasil menenangkan kericuhan tersebut. Sehingga bentrokan antar massa tidak dapat dihindari
Namun ia juga mengungkapkan kekecewaannya terhadap pengamanan yang kurang maksimal dari pihak penyelenggara.
“Harapan saya ke depan pengamanan dari pihak penyelenggara lebih matang lagi. Area KPU harus betul-betul steril, agar kejadian seperti ini tidak terulang,” tambah Ruben.
Selain itu, sebagai anggota DPRD, Ruben berharap agar semua pihak menjaga kondusivitas menjelang tahapan-tahapan Pilkada Serentak 2024 berikutnya.
“Pemilu itu harus tetap damai. Mari kita ciptakan iklim yang sejuk dan pemilu yang nyaman. Beda pilihan bukan berarti musuhan, tapi bersama-sama kita menjaga Kabupaten Pekalongan untuk menentukan pilihan terbaik,” tutup Ruben. (FAHRI AKBAR/LINGKAR)