Kupang, Lingkar.news – Pos Pemantau Gunung (PPG) Gunung Lewotobi Laki-Laki melaporkan bahwa terjadi erupsi dengan tinggi 1.200 meter di puncak gunung yang berada di Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.
“Telah terjadi erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki NTT pada tanggal 19 September pukul 20.25 WITA dengan tinggi kolom abu teramati kurang lebih 1.200 meter di puncak,” kata Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-Laki Herman Yosef S Mboro dalam laporan yang diterima di Kupang, Kamis (19/9) malam.
Dalam laporan tersebut disebutkan bahwa tinggi kolom abu tersebut kurang lebih 2.284 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah barat daya dan barat.
“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 milimeter dan durasi kurang lebih dua menit 53 detik,” ujar dia.
Dia menjelaskan bahwa erupsi setinggi 1.200 meter di puncak gunung itu, belum mengeluarkan lava pijar dan material masih berada di sekitar kawah gunung yang saat ini masih dalam status level III atau siaga.
“Yang ada hanya lontaran material pijar yang masih ada di sekitar kawah,” ujar dia.
Terkait adanya gambar dari warga yang menunjukkan adanya aliran lava, Herman membantahnya dan mengatakan bukan aliran lava, sebab pihak PPG punya dokumentasi yang jelas.
Lebih lanjut dengan status gunung yang masih berada pada level III atau siaga, pihaknya telah mengeluarkan rekomendasi kepada masyarakat di sekitar gunung tersebut.
Pihaknya mengimbau agar masyarakat di sekitar gunung Lewotobi Laki-laki dan pengunjung atau wisatawan tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius tiga kilometer dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki dan lima kilometer pada sektor Timur Laut dari pusat erupsi gunung Lewotobi Laki-laki.
Hal ini juga berlaku larangan bagi pengunjung atau wisatawan yang hendak beraktivitas di gunung Lewotobi Perempuan. Pengunjung diminta untuk tidak beraktivitas dengan jarak empat kilometer arah sektoral Utara dan Timur laut
“Masyarakat agar tenang dan mengikuti arahan Pemda serta tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya. (rara-lingkar.news)