JAKARTA, Lingkar.news – Rumah warga Flores Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki akan dibangun kembali di lahan milik suku adat setempat.
Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN) Nusron Wahid mengatakan lahan pemukiman yang merupakan tanah ulayat itu sudah disetujui suku adat.
“Itu tanah ulayat, punya adat dan suku adatnya sudah setuju,” ujar Nusron di Jakarta, Kamis, 14 November 2024.
Nusron mengtakan bahwa kewenangan Kementerian ATR/BPN adalah untuk memastikan ketersediaan tanah untuk relokasi korban bencana tersebut clean and clear.
“Tugas kita hanya menyiapkan lahan dan memastikan lahannya clean and clear, karena mau dibangun untuk pemukiman untuk mengganti rumah penduduk yang terkena dampak,” ucapnya.
Debu Vulkanik Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki Menyebar ke Lombok
Sedangkan untuk pembangungan pemukiman akan dilakukan Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman.
“Kita menyiapkan lahan, lahannya harus clean and clear,” sambungnya.
Sebagai informasi, Menteri ATR/BPN Nusron Wahid menyiapkan 50 hektare tanah untuk relokasi korban bencana Letusan Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Untuk mempercepat proses penanggulangan bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki, Nusron dalam waktu dekat akan melakukan verifikasi ulang terhadap tanah yang rencananya digunakan untuk relokasi.
Sementara itu, Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman, Maruarar Sirait, menyampaikan bahwa di atas tanah seluas 50 hektare itu, nantinya pemerintah akan mendirikan sebanyak 1.100 rumah untuk relokasi korban erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Ara memastikan pembangunan rumah bencana untuk masyarakat terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, Flores Timur, NTT, dekat dengan lokasi kerja warga.
Titik-titik rumah akan ditentukan bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), juga melalui rekomendasi kepala daerah. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)