SEMARANG, Lingkar.news – Candi Borobudur merupakan salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah. Kendati begitu, masyarakat banyak salah kaprah bahwa candi Buddha tersebut terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Salah kaprah Candi Borobudur itu juga terlihat dari cendera mata kaus bergambar Candi Borobudur dengan tulisan Yogyakarta. Fenomena ini masih ditemukan di sejumlah Lokasi baik di Magelang Jawa Tengah maupun di DIY.
Fenomena tersebut pun memicu kesalahpahaman di masyarakat dengan mengira Candi Borobudur berada di Yogyakarta. Padahal secara geofrafis berada di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Merespons persoalan tersebut, Wakil Ketua DPRD Jawa Tengah, Sarif Abdillah, menilai bahwa kaus cenderamata yang salah kaprah itu berpotensi menyesatkan pemahaman masyarakat.
Sarif menegaskan pentingnya memperkuat pemahaman bahwa Candi Borobudur berada di Jawa Tengah, bukan di DIY.
“Konteks Borobudur itu jelas di Jawa Tengah, karena kawasan terbesar dan area lahannya berada di Magelang,” ujar Sarif usai menghadiri rapat paripurna di Gedung Berlian DPRD Provinsi Jawa Tengah, Selasa, 14 Januari 2025.
Selain itu menurut Sarif Pemerintah Provinsi Jawa Tengah perlu menekankan pentingnya pengelolaan komunitas lokal di sekitar kawasan wisata agar masyarakat dapat merasakan dampak positif pariwisata.
“Yang terpenting sebenarnya pada destinasi wisatanya, bagaimana kemudian sarana dan penyokong pariwisata itu berasal dari masyarakat kita. Itu yang terpenting. Branding bukan jadi soal, tetapi bagaimana komunitas masyarakat yang ada di situ bisa mendapatkan dampak positif dari ramainya pariwisata di Candi Borobudur,” jelasnya.
Sarif menambahkan bahwa masyarakat lokal harus mampu melakukan branding secara efektif untuk menarik minat pengunjung. Hal ini penting agar dampak ekonomi dan sosial dari sektor pariwisata dapat dirasakan oleh masyarakat setempat.
“Jangan sampai masyarakat lokal di sekitar Candi Borobudur gagal memanfaatkan peluang ini. Penataan pariwisata harus memperhatikan aspek kultural, sosiologis, dan penguatan nilai-nilai ekonomi yang mendukung peningkatan kesejahteraan masyarakat,” bebernya. (Lingkar Network | Rizky Dab – Lingkar.news)