SEMARANG, Lingkar.news – Belasan pelaku UMKM menagih pencairan dana yang bersumber dari simpanan deposito mereka di BMT Walisongo Semarang yang tak kunjung dicairkan.
Pelaku UMKM mendatangi langsung kantor pusat BMT Walisongo Semarang yang berada di alan Papandayan pada Selasa, 4 Maret 2025. Sekitar setahun terakhir operasional BMT mengalami kredit macet membuat para nasabah selalu kecewa ketika mencairkan uang.
Sri Utami (Uut) adalah segelintir pelaku usaha UMKM yang kerap wara-wiri menagih pencairan dana ke BMT Walisongo. Sebelumnya ia merupakan perajin kaos khas Semarangan yang sering menabung di BMT Walisongo.
“Sudah 60 kali, tak terhitung lagi saya bolak-balik ke sini buat nagih ke mereka, janjinya mau dicairkan. Tapi sampai sekarang enggak ada hasilnya,” katanya, Selasa, 4 Maret 2025.
Uut menyampaikan bahwa operasional BMT Walisongo mulai kelihatan tidak beres sekitar Januari 2024. Bahkan ia mengaku kerap dipaksa mendepositokan uangnya secara berkala ke koperasi tersebut.
Namun ketika dirinya sedang membutuhkan uang untuk modal hidup sehari-hari, pihak BMT Walisongo justru mengeluarkan pernyataan bahwa mereka tidak memiliki kas uang.
“Saya mau ambil uang Rp150 juta sampai sekarang mereka bilang enggak ada uangnya. Dijanjikan bulan kemarin cair, pas saya datangi enggak diberikan juga. Begitu terus kejadiannya,” tuturnya.
Tak cuma Uut, sejumlah nasabah BMT Walisongo yang tersebar di Kampung Tambaklorok Semarang Utara dan Kampung Tandang juga mengeluhkan sulit mencairkan uang di BMT Walisongo.
Terdapat juga nasabah yang terlanjut menabung uang kisaran Rp230 juta. Kemdian ada pula penjual kerupuk yang punya tabungan Rp2 miliar, namun terimbas pencairan dana macet.
Walau begitu Uut bersama sejumlah nasabah BMT Walisongo lainnya mengaku belum berani melapor ke pihak kepolisian.
“Nanti pas RAT tanggal 8 (Maret) kita dijanjikan ketemu Pak Yusuf pimpinannya BMT. Nanti tinggal hasilnya kayak apa,” katanya.
Sementara itu Evi selaku Staf Operasional BMT Walisongo Semarang berkata dari total sekitar 4.000 nasabahnya, yang aktif hanya 2.000 orang. Untuk 2.000 nasabah ini ia mengklaim sudah diberitahu seperti apa saja kondisi keuangan yang dialami BMT Walisongo.
“Baik dari pertemuan langsung. Maupun dari acara pra RAT kemarin Jumat. Kami sudah bilang kalau enggak ada uang. Mereka sudah tahu semua kok. Cuma mungkin mereka terus menerus datang kemari karena kecewa aja,” kata Evi. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkar.news)