BEKASI, Lingkar.news – Sebanyak 6 PSK (pekerja seks komersial) terjaring razia penyakit masyarakat yang digelar petugas Satpol PP Bekasi, Jawa Barat di Jalan Inspeksi Kalimalang dan Jalan Sultan Hasanudin pada Kamis, 15 September 2022 petang hingga Jumat dini hari.
“Ada 6 PSK kami bawa,” kata Pelaksana tugas Kasatpol PP Bekasi, Deni Mulyadi pada Jumat, 16 September 2022.
Dirinya mengatakan, sebanyak 6 PSK yang diamankan petugas masih berusia muda yakni sekitar 18-24 tahun, 3 di antaranya merupakan warga Kabupaten Bekasi, sedangkan 3 lainnya berasal dari luar daerah.
Sebanyak 6 PSK yang terjaring razia itu kemudian dibawa ke Kantor Satpol PP Bekasi untuk dilakukan pendataan. Setelah itu, petugas mengirim mereka ke Panti Rehabilitasi Sosial Tuna Susila Pasar Rebo, Jakarta Timur.
“Di panti itu mereka akan mendapatkan pembinaan dan pelatihan agar memiliki keterampilan sehingga saat keluar nanti tidak kembali menjadi wanita penghibur,” jelasnya.
Razia ini dalam rangka tindak lanjut informasi dan laporan masyarakat terkait maraknya aktivitas prostitusi yang meresahkan warga karena mengganggu ketenteraman dan ketertiban umum.
Menurutnya, penyebab maraknya aktivitas prostitusi adalah faktor ekonomi dan sosial masyarakat, serta pengabaian dalam menjalankan nilai-nilai atau norma agama. Selain itu, kondisi infrastruktur di Ruas Jalan Kalimalang yang minim penerangan juga turut memicu kegiatan tersebut.
“Kondisi jalan gelap gulita tanpa lampu penerangan jalan umum. Mereka juga menjadikan pedestrian di Jalan Kalimalang untuk menjajakan diri. Sebagian PSK ini bahkan baru terjun ke dunia prostitusi dan masih berusia muda,” ucapnya.
Praktik prostitusi di sepanjang Jalan Inspeksi Kalimalang Kabupaten Bekasi mulai dari Desa Pasir Sari, Tegal Danas hingga yang mengarah ke Kabupaten Karawang sebenarnya sudah berlangsung sejak lama.
Pemerintah Daerah dari tahun ke tahun melakukan kegiatan penindakan seperti yang dilakukan Satpol PP Kabupaten Bekasi bersama TNI/Polri semalam namun praktik tersebut selalu muncul kembali.
Butuh lebih dari sekedar razia rutin untuk menghilangkan aktivitas tersebut dan yang terpenting adalah komitmen dan dukungan segenap unsur masyarakat, aparatur pemerintah, dan aparat penegak hukum agar Kabupaten Bekasi terbebas dari gangguan kamtibmas yang disebabkan praktik prostitusi. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)