Jakarta, Lingkar.news – Ubedillah Badrun, Akademisi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) menyebut Partai Golkar akan alami kerugian besar jika mengusung Ridwan Kamil (RK) di Pilkada Jakarta pada November 2024.
“Kerugian lebih besar di Golkar, kalau RK ke Jakarta,” katanya dihubungi dari Jakarta, Jumat (21/6)
Ubedillah menjelaskan RK merupakan mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) yang telah memiliki rekam jejak, popularitas dan elektoral yang baik di Jabar, sehingga lebih menguntungkan Golkar jika mencalonkan RK periode kedua di Pilkada Jabar.
“Kalau di Jakarta, memang RK berat untuk bersaing dengan Anies Baswedan, dan tidak menguntungkan buat Golkar,” katanya.
Ubed menjelaskan, berdasarkan riset yang pernah dilakukannya, 30 persen pemilih di Jakarta adalah pemilih rasional, 30 persen pemilih loyal dan sisanya adalah pemilih pragmatis.
“Anies Baswedan menguasai pemilih rasional dan loyal atau sekitar 60 persen secara peta sosiologis politik. Kalau secara politik, ‘bunuh diri” RK, kalau memaksakan untuk maju di Pilkada Jakarta,” katanya menegaskan.
Dia pun menyarankan agar Golkar mempertimbangkan strategi dengan matang, apakah mengusung RK di Pilkada Jakarta atau tetap di Jawa Barat.
Lanjut dia, Golkar harusnya tetap membuka pintu untuk komunikasi intensif dengan partai politik lain.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan bahwa partai berlambang pohon beringin itu lebih condong ingin mengusung Ridwan Kamil sebagai calon gubernur di Pilkada Jawa Barat.
Berdasarkan hasil survei, Gubernur Jawa Barat periode 2018-2023 itu mempunyai peluang kemenangan yang lebih besar jika berkontestasi di Jawa Barat dibandingkan di Jakarta.
Namun, dia memastikan sejauh ini partainya belum memutuskan karir politik anggota tersebut.
“Dan Ridwan Kamil ini di Jawa Barat sudah teruji, pertama approval ratingnya cukup tinggi sekali dan elektabilitasnya tidak ada yang menandingi, jauh sekali di atas nama-nama yang lain,” kata Doli kepada wartawan di Jakarta, Rabu (19/6).
Menurutnya Golkar pun bakal menilai pengusungan calon untuk Pilkada bakal berdasarkan kepentingan daerahnya.
Untuk itu, menurutnya, figur yang akan diusung bakal betul-betul cocok untuk membawa kemajuan dalam pembangunan. (rara-lingkar.news)