Lingkar.news – Selama memiliki tekad dan keberanian dalam mengambil keputusan dan tak berhenti berdoa, tak ada yang mustahil di dunia ini. Itulah yang dipegang oleh Rubit Yuliyani, gadis Desa Mlatirejo, Kecamatan Bulu, Kabupaten Rembang.
Meski berasal dari keluarga kurang mampu dan berasal dari desa, namun putri kedua pasangan Nargito-Sugiyati ini berhasil berkuliah Master Degree (S2) di Ascensia Business School Paris Perancis.
Rubit yang suka membaca novel itu mengatakan, sejak kecil berkeinginan untuk travelling ke berbagai belahan dunia. Cita-cita itu terus dipendamnya hingga sekolah di SMA Negeri Sulang.
”Meski saya berasal dari keluarga kurang berada, namun saya yakin mampu mewujudkannya. Setelah SMA Negeri di Sulang, saya sempat bekerja dulu sebagai buruh pabrik garmen di Bogor,” jelasnya.
Hanya bertahan sebulan sebagai buruh pabrik garmen di Bogor, ia kemudian memutuskan pindah ke Yogyakarta. Di Yogyakarta, Rubit bekerja di bagian administrasi konveksi di Yogyakarta.
”Selain administrasi konveksi, saya kadang juga jaga stand di Malioboro atau tempat lainnya. Selama bekerja di Yogyakarta itu saya mulai mengumpulkan uang untuk kuliah. Setahun bekerja, saya mulai kuliah di Universitas Widya Wiwaha. Siang bekerja, malam kuliah,” terang dia.
Selama kuliah malam itu, wawasannya tentang kebutuhan berbahasa Inggris mulai tumbuh. Mulailah dia bertemu dengan komunitas-komunitas bahasa di Yogyakarta.
”Saat itu saya mulai mendengar program Au Pair, semacam pertukaran budaya dengan bekerja di luar negeri. Saya tertarik dan mulai mencari informasi,” terang dia.
Setelah lulus kuliah tahun 2018, Rubit mulai melamar Au Pair di sejumlah negara Eropa. ”Modalnya nekad saja. Semua lamaran hingga biodata berbahasa Inggris saya buat dengan translate di Google. Namun, lumayan lama juga dan berulang-ulang saya melamar Au Pair hingga akhirnya bisa mendapatkan keluarga yang tertarik dengan saya,” kata dia.
Dengan berbagai pertimbangan dan pilihan yang datang, Rubit memilih tawaran dari sebuah keluarga di Perancis.
”Keluarga yang di Prancis itu keluarga imigran Aljazair. Setelah wawancara online, akhirnya saya memberanikan diri berangkat ke Perancis. Ternyata keluarga itu merupakan keluarga muslim. Saya semakin betah di Perancis,” jelas dia.
Di keluarga itu, dia juga mendapatkan jaminan untuk sekolah master (S2). Rubit kemudian melamar ke sejumlah universitas di Paris untuk jenjang Master.
”Di Perancis ada dua kategori Master yaitu M1 dan M2. Saya mendapatkan kesempatan M1 jurusan Bisnis Internasional di ILCI Business School tahun 2020,” terang dia.
Setelah M1, dia mengatakan mendapatkan kesempatan M2. Namun untuk M2 itu ada berbagai persyaratan dari Pemerintah Perancis yang harus dipenuhi.
”Kebetulan saat itu saya bekerja di salah satu waralaba internasional. Akhirnya, saya mendapatkan penjaminan dari perusahaan dan bisa M2,” kata dia.
Rubit sangat berharap anak-anak muda, khususnya Rembang untuk tidak takut dengan kendala kekurangan materi untuk sekolah tinggi.
”Selama berusaha dan berdoa, saya yakin anak-anak muda lain bisa seperti saya,” tandasnya. (Lingkar Network | R. Teguh Wibowo – Koran Lingkar)