Lingkar.news – Bagi Mela, buku sudah seperti teman berharga yang harus berada di sampingnya. Pergi ke mana pun, mau dekat apalagi perjalanan jauh, ia selalu memasukkan beberapa buku ke dalam tasnya. Kegemarannya itu, membuat Mela bisa membaca buku di mana pun ia berada.
Sebagian orang memang tak biasa membaca buku, apalagi di tempat-tempat umum. Namun berbeda dengan Mela, perempuan kelahiran Jepara yang gemar membaca buku ini setiap hari selalu menyempatkan membaca meskipun hanya satu lembar.
Perempuan cantik bernama lengkap Nur Maila Assa’adah itu tak hanya gemar membaca buku. Ia juga mempunyai hobi menulis dan sedang menyibukkan diri untuk menyelesaikan novel perdananya.
“Alhamdulillah, saya tidak pernah merasa sibuk dalam melakukan aktivitas. Mengapa saya mengatakan demikian, karena bagi saya tidak ada kata sibuk-menyibukkan diri, melainkan produktif. Semua hanya soal manajemen waktu,” kata Mela pada Koran LINGKAR, baru-baru ini.
Meskipun disibukkan dengan rutinitas harian seperti dapur dan bisnis catering, Mela tetap bisa membagi waktu antara pekerjaan dan produktivitasnya. Kebiasaan tersebut sudah ia mulai sejak memasuki bangku kuliah di Universitas Islam Nahdlatul Ulama (UNISNU) Jepara, program studi Komunikasi Penyiaran Islam.
“Saya masih berusaha untuk konsisten produktif menulis di waktu senggang,” ujar perempuan berkacamata itu.
Mela yang semasa kuliah merupakan aktivis, selalu memotivasi diri sendiri bahwa dari hobi bisa membawa rezeki, bahkan prestasi. Melalui motivasi tersebut, mengantarkan Mela menjuarai beberapa lomba kepenulisan dan menghasilkan beberapa antologi puisi.
“Antologi motivasi yang berjudul ‘Welcome to Your New Life’, meskipun bukan karya pribadi, namun saya cukup bersyukur tulisan saya dapat dimuat dalam sebuah buku yang isinya karya tulis orang-orang hebat,” akunya.
Menurut Mela, jika seseorang pandai bersyukur, maka rezekinya akan ditambah. Karena setiap proses, setiap perjalanan, kegagalan, keberhasilan dan segala lika-likunya berkat campur tangan Allah SWT.
Hal itu terbukti dari kegigihan Mela yang mampu meringankan biaya kuliahnya. Mulai dari mengikuti lomba, menerima pesanan catering, hingga membuat kue tart, produksi camilan kurma cokelat.
“Hasil dari itu semua sedikit banyaknya saya gunakan untuk biaya kuliah,” imbuhnya.
Kelihaiannya dalam menulis ia dapatkan dari banyak membaca buku. Bahkan, buku-buku yang menurut orang awam berat, menjadi salah satu buku favorit Mela.
“Buku tetralogi Pramoedya Ananta Toer, Madilog Tan Malaka, Heksalogi Supernova, Happiness Inside dan sebagainya. Random sih kalau soal buku,” jawabnya ketika ditanya soal buku favoritnya.
Meskipun memiliki banyak pengalaman organisasi dan menulis, Mela selalu berpegangan pada prinsip bahwa tingkat kesuksesan wanita bukan dilihat dari profesinya melainkan ilmu pengetahuan dan akhlak yang baik.
“Pada akhirnya, setinggi apapun pendidikan seorang wanita, maka karier terbaiknya tetaplah di rumah, kemuliaannya tetaplah di rumah. Karena wanita adalah madrasatul ula, pendidik rabaniyyin bagi keturunannya,” tandasnya. (Lingkar Network | Hasyim Asnawi – Koran Lingkar)