JAKARTA, Lingkar.news – Badan Percepatan Pengentasan Kemiskinan (BP Taskin) membuka peluang pendanaan pembangunan sekolah rakyat melalui skema corporate social rerponsiclity (CSR) dari perusahaan swasta.
Kepala BP Taskin, Budiman Sudjatmiko, menilai skema CSR dapat menjadi sumber pendanaan alternatif untuk mempercepat pembangunan sekolah rakyat bagi masyarakat miskin.
“Kebetulan di perpres, BP Taskin dimungkinkan melakukan penggalangan dana yang tidak mengikat, baik dari CSR, hibah, atau sumber lainnya,” katanya di Jakarta pada Selasa, 18 Maret 2025.
Menurutnya, potensi dana CSR yang bergulir setiap tahun di Indonesia mencapai Rp 80 triliun sehingga potensial untuk mendanai pembangunan sekolah rakyat.
“Kami mendapat informasi dari Bappenas ada Rp 80 triliun dana CSR bergulir setiap tahun di Indonesia dari swasta, sangat besar, dan Rp 10 triliun dari BUMN,” ujarnya.
Budiman menilai penyaluran dana CSR harus diperbaiki terkait akurasinya. Oleh karena itu, pihaknya berupaya memanfaatkan dana tanggung jawab sosial perusahaan untuk menyokong pembiayaan pembangunan sekolah rakyat.
“Kalau saya dengar dari Pak Mensos tadi kalau bisa targetnya 500 sekolah secara bertahap sesuai arahan presiden,” ujar Budiman.
“Nanti kita penggalangan bukan cuma dari APBN,” pungkasnya.
Sementara itu, Wakil Kepala BP Taskin, Nanik Sudaryati Deyang, mengatakan pihaknya dan Kementerian Sosial juga berkolaborasi untuk melakukan pendataan terhadap warga dengan status sosial-ekonomi terendah, seperti gelandangan, sebagai upaya memutus mata rantai kemiskinan.
“Jadi, anak-anaknya ini diambil yang di jalanan tadi untuk disekolahkan di boarding school, nanti orang tuanya diberikan penghidupan, mungkin ada yang kerja, ada yang berdagang atau bertransmigrasi,” kata Nanik.
Menurut laporan dari Ikatan Pemulung Indonesia, katanya, terdapat 4,2 juta pemulung, dan pihaknya akan melakukan verifikasi data tersebut. 50 persen dari angka itu tidak memiliki KTP.
“Nah, ini berarti nanti yang kita sekolahkan ini, baik yang tidak ber-KTP, yang nggak punya KTP nanti kita proses,” katanya. (Lingkar Network | Raka Wijaya/Anta – Lingkar.news)