Lingkar.news – Konon, ketika para tokoh adat di wilayah Bukittinggi mengadakan lomba kreasi bubur di Desa Jambu Air, Kecamatan Banuhampu sekitar tahun 1960-an, nenek Amai Zona terlambat mengetahui informasi itu, sehingga persiapannya kurang apik.
Kendati demikian, lomba yang dia ikuti dengan persiapan seadanya itu berhasil membuatnya menjadi juara, setelah nenek Amai meracik enam jenis bubur dagangannya yang belum laku terjual ke dalam satu wadah, yaitu bubur ketan putih, ketan hitam, bubur sumsum, bubur kacang hijau, kolak pisang, dan biji salak.
Bubur yang membuatnya menjadi juara itu pun kemudian diberi nama Kampiun. Kampiun diambil dari bahasa Inggris “Champion” yang berarti pemenang.
Campur aduk aneka bubur legit dalam satu wadah memang tidak lazim pada masa itu, namun rupanya ketika diracik secara tepat menghasilkan cita rasa baru yang menggoyang lidah, dan menjadi salah satu idola terutama sebagai sajian manis untuk berbuka puasa.
Begitu sekiranya yang menarik pemuda Bendungan Hilir (Benhil) Muhammad Fahri Fadilah saat ditanya alasannya berdagang “Bubur Kampiun” di Bazaar Takjil Benhil pada hari kedua Ramadhan 1445 Hijriah.
Di tengah arus modernisasi dan pesatnya pembangunan di sekitar lokasi, Bazaar Takjil Benhil tetap menjadi destinasi unggulan bagi masyarakat berkat ketersediaan makanan dan minuman yang beragam, harga terjangkau, serta standar kebersihan dan keamanan yang terjaga.
Tempat itu dilalui banyak sarana transportasi umum seperti kereta Moda Raya Terpadu (delapan menit memakai ojek sepeda motor dari Stasiun MRT Bendungan Hilir) dan Bus Rapid Transit (BRT) TransJakarta Koridor 1 Blok M – Kota (turun di Halte Bendungan Hilir lalu berjalan kaki sekira empat menit. Menggunakan Kereta Rel Listrik (KRL) pun cuma berjarak sekitar 10-15 menit dari Stasiun KRL Palmerah menggunakan ojek sepeda motor daring.
Tinggal mencari alamatnya di Jalan Bendungan Hilir 3 RW01, Tanah Abang, Jakarta Pusat saja.
Bazaar Takjil Benhil bertempat di depan Balai Warga RW 01 Benhil, sekaligus gedung Pos Polisi Subsektor Bendungan Hilir, Polsek Tanah Abang. Warung jajanannya dinaungi tenda biru sederhana bertuliskan “Bazaar Takjil Benhil”.
Di sekitar tenda terdapat sedikitnya 50 stan dagangan yang menjual bermacam-macam makanan dan minuman untuk berbuka puasa.
Dari makanan lengkap seperti nasi kapau, lalu aneka olahan ayam seperti steik ayam, ayam taliwang, ayam bakar madu, dan olahan ayam lainnya.
Ada juga olahan ikan seperti pempek (makanan khas Palembang, Sumatera Selatan) hingga otak-otak. Kemudian ada menu khas Jawa Tengah seperti gudeg lengkap dengan krecek dan bacem, juga buntil yang legit gurih dengan ikan teri dengan parutan kelapa. Intinya, semua kuliner yang umum dihidangkan saat berbuka puasa berkumpul di Bazaar Takjil Benhil. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)