DEMAK, Lingkar.news – Dinas Pariwisata Kabupaten Demak membuta masterplan untuk mendongkrak pariwisata di segitiga emas dengan melakukan revitalisasi dan penataan Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, dan kawasan Tembiring Jogo Indah.
Kepala Dinas Pariwisata Demak, Endah Cahyarini, menerangkan bahwa tahapan-tahapan perencanaan sekaligus pembahasan segitiga emas sudah dilakukan sehingga saat ini telah menghasilkan sebuah masterplan.
“Sudah melewati beberapa tahapan. Ini sudah tahap yang terakhir, FGD 3 itu menyajikan hasil dari permasalahan yang kami sajikan menjadi masterplan,” kata Endah di sela-sela diskusi pemabahasan masterplan segitiga emas di Bina Praja, Rabu, 7 Agustus 2024.
Endah menyebut dalam penyusunan masterplan tersebut, Pemerintah Kabupaten Demak mengajak stakeholder terkait untuk turut memberikan saran dan masukan guna menyempurnakan tata kelola pariwisata di Kota Wali itu.
“Masterplan itu hari ini diuji untuk mendapatkan masukan-masukan dari stakeholder yang ada. Dalam kesempatan kali ini kita undang pihak Masjid Agung Demak (MAD), Kadilangu, Tembiring dan masyarakat sekitarnya dari pedagang, semua kita undang agar meraka dapat memberikan masukan untuk kedempurnaan masterplan ini,” tuturnya.
Dia menyampaikan bahwa munculnya istilah segitiga ema situ lantaran ada sejumlah persoalan yang perlu diselesaikan di kawasan wisata ikon Demak tersebut.
“Jadi awalnya karena kita punya PR yang harus diselesaikan. Pertama masalah ojek yang membuat tidak nyaman peziarah. Kedua, mereka berdiri sendiri-sendiri. Kemudian tembiring yang awalnya kita siapkan sebagai tempat parkir bis pariwisata malah tidak berfungsi karena banyak yang parkir tidak di Tembiring,” terangnya.
Selain itu terkait jalur khusus untuk pejalan kaki juga belum tersedia, sehingga diperlukan solusi yang tepat.
“Belum lagi masalah pergerakan wisatawan yang pejalan kaki belum ada jalurnya, sehingga kita kadang-kadang ngeri saat menyebrang di jalanan. Selain itu permasalahan PKL yang belum bisa melakukan Sapta Pesonan dengan baik,” sambungnya.
Berkaitan dengan hal tersebut, kemudian disampaikan kepada Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (DPWK) UNDIP serta mengajukan proposal kepada Kemendikbudristek.
“Kami melakukan sejumlah uji materi terhadap proposal ini kira-kira 3-4 kali, sehingga kemudian disetujui dari UNDIP. Ini merupakan kerjasama, sehinga proses itu mencarikan solusi dari masalah-masalah yang kami hadapi, karena kami tidak bisa menyelesaikan masalah itu sendiri,” paparnya.
Endah menjelaskan bahwa segitiga emas itu mencakup tiga tempat wisata ikon Demak yang meliputi Masjid Agung Demak, Makam Sunan Kalijaga, dan Tembiring. Keberadaan ketiganya saling berkaitan dalam penataan wisata dan mendukung perekonomian.
“Jadi kenapa segitiga emas, fungsi dari tembiring adalah parkir bis pariwisata, kita inginkan semua ngumpulnya disitu. Baru terjadi pergerakan. Nantinya Tembiring pun menjadi sehuah daya tarik wisata ini kita masih proses mencoba untuk mencari alternatif lain. Segitiga emas, tiga tempat itu yang dapat mengatur pergerakan wisatawan agar lebih nyaman,” pungkasnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)