SEMARANG, Lingkar.news – Perhutani menyebutkan jika total luasan lahan miliknya yang terbakar di Gunung Telomoyo, yang masuk di wilayah Dusun Dangklik, Desa Tolokan, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang itu seluas 5,5 Hektare (Ha).
“Jadi hasil dari investigasi kami bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Semarang, memang lahan yang terbakar itu ada di wilayah Resort Hutan Pemangkuan (RPH) Srandil dengan Bagian Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH)-nya Ambarawa KPH Kedu Utara itu ada dua lokasi yang terbakar di peristiwa kebakaran lereng Gunung Telomoyo tersebut,” kata Administratur Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Utara Perum Perhutani Divisi Regional Jawa Tengah, Maria Endah Ambarwati pada Kamis, 19 September 2024.
Dari total luasan lahan milik Perhutani yang terbakar dengan luasan 5,5 Ha itu terjadi di dua lokasi berbeda. Lokasi pertama di Petak 20J seluas 3 Ha yang termasuk dalam kelas hutan lindung.
“Kemudian, lokasi kedua yang terbakar yaitu terjadi di Petak 20A1 yang termasuk didalam kelas hutan produksi, dimana di Petak 20A1 itu total ada 2,3 Ha lahan yang terbakar di peristiwa ini. Dan untuk totalan kerugian material memang sampai saat ini masih dalam proses penghitungan kami, namun bisa diperkirakan tidak terlalu signifikan,” lanjutnya.
Pihaknya juga mengatakan jika lahan hutan di lereng Gunung Telomoyo itu merupakan alang-alang, rerumputan atau perdu.
“Dan untuk pohonnya itu pohon Akasia Dekuren tapi tidak terlalu banyak, karena memang kondisi lahan yang terbakar ini kebanyakan ditumbuhi perdu atau rerumputan saja,” bebernya ditemui di Posko Darurat kebakaran lereng Gunung Telomoyo yang berada di Dusun Dangklik, Desa Tolokan, Getasan.
BPBD Jateng Ungkap Kronologi Kebakaran Gunung Telomoyo Semarang
Ditanya soal dampak dari kebakaran lereng Gunung Telomoyo itu, Maria Endah menyatakan untuk dampak tidak terlalu signifikan meski telah menghanguskan 5,5 Ha lahan milik Perhutani itu.
“Betul, dampak memang kami perkirakan tidak terlalu besar karena selain materi tanaman yang terbakar ini hanya rerumputan atau perdu, juga kebakaran ini tidak semakin meluas,” tegasnya.
Karena diakuinya, kondisi di atas lereng Gunung Telomoyo itu memang masih banyak pohon yang hijau yang berdiri tegak.
“Sehingga tidak menyebabkan perluasan lahan yang terbakar di peristiwa ini. Artinya, dampaknya tidak fatal,” terang dia.
Selain itu, posisinya yang curam pada lokasi yang terbakar itu juga menjadi salah satu cepatnya proses padamnya api di lereng Gunung Telomoyo itu.
“Memang lokasinya lereng yang sangat curam sekali, dan disana juga hanya ditumbuhi alang-alang saja. Jadi memang lokasi yang terbakar adalah lereng bebatuan dan hanya ditumbuhi alang-alang saja, sehingga memang tidak ada pohon yang tumbuh besar disana,” tukas dia. (Lingkar Network | Hesty Imaniar – Lingkar.news)