DEMAK, Lingkar.news – Sejumlah daerah di Kabupaten Demak sudah mengalami krisis air bersih pada musim kemarau 2024. Salah satunya Desa Banjarsari, Kecamatan Sayung dan Desa Ngaluran, Kecamatan Karanganyar.
Bahkan untuk kondisi di Desa Ngaluran telah mengalami kekeringan sejak awal Agustus. Sumur dan PAM sudah tidak bisa mengeluarkan air, sehingga warga setempat rela membeli air bersih dengan harga per jeriken Rp5.000 untuk kebutuhan sehari-hari.
“Sementara ini yang sering di wilayah Banjarsari, Kecamatan Sayung. Kalau kekeringan sekarang masyarakat memanfaatkan air tanah atas, seperti sungai. Jadi pemanfaatan air bersihnya seperti itu,” Plt Kepala Badan Penanggulangan Benacana Daerah (BPBD) Kabupaten Demak, Haris Wahyudi, Rabu, 18 September 2024.
Haris menyebutkan untuk antisipasi kemarau tahun ini BPBD sudah menyiapkan 280 tangki air bersih, dan hingga September 2024 sebanyak 195 tangki dikirim untuk membantu warga terdampak kekeringan maupun kegiatan sosial kemasyarakatan lainnya.
Apabila stok tersebut mengalami kekurangan, pihaknya akan menggunakan bantuan dana dari BNPB serta menggandeng beberapa komunitas atau perusahaan.
“Ada 280 tangki dan sudah 195. Nanti kalau masih kurang, nanti kita pakai bantuan dana dari BNPB sama banguan dari CSR atau komunitas-komunitas,” ucapnya.
Haris menambahkan, stok ratusan tangki tersebut, tidak hanya digunakan untuk membantu kasus kekeringan melainkan juga bisa digunakan untuk membantu kegiatan sosial bagi masyarakat, seperti halnya terjadi insiden kebakaran.
Dia mengatakan apabila masyarakat membutuhkan droping air bersih agar bisa menghubungi dan bersurat kepada BPBD setempat.
“Kita masih ada bebebrpa dropping berdasarkan permintaan, bisa berdasarkan assesment sehingga kita siapkan, ketika memang butuh air, seperti hari ini di Banjarsari, Sayung kita kirim enam tangki ke sana,” terangnya. (Lingkar Network | M. Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)