JEPARA, Lingkar.news – Bangsa Indonesia dihadapkan pada tantangan untuk membangun sumber daya manusia (SDM) unggul dan berdaya saing. Namun pada dasarnya, yang terpenting adalah generasi muda (milenial) harus dibekali dengan nilai-nilai kecintaan terhadap Tanah Air.
Upaya mewujudkan hal tersebut, tergambarkan saat Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jepara melalui Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) menggelar Safari Kebangsaan Dialog Interaktif Milenial Cinta Negeri di Aula SMAN 1 Bangsri, pada Rabu, 15 Februari 2023.
Sebanyak 200 peserta didik dan dewan guru hadir dalam kesempatan tersebut. Turut hadir pula Kepala Diskominfo Arif Darmawan, Kepala Bakesbangpol Lukito Sudi Asmara, Kepala Disdikpora Agus Tri Harjono, Camat Bangsri Debby Nifrandian, Kepala SMAN 1 Bangsri Nur Yahya, dan tamu undangan lainnya.
Pada kesempatan tersebut, Pj Bupati Jepara Edy Supriyanta menjadi narasumber dan mengajak para peserta didik berdialog interaktif.
“Generasi milenial merupakan generasi penerus estafet pembangunan bangsa. Apalagi di era digital, yang sering kita dengar dengan disrupsi teknologi informasi. Perkembangan media sosial (medsos) seperti kebutuhan pokok. Konsumsi medsos masyarakat cenderung meningkat. Bahkan, sebagian besar masyarakat tidak hanya menggunakan medsos sebagai media komunikasi tapi juga sumber informasi yang dipercayai,” ungkap Pj Bupati Edy Supriyanta.

Tak lupa, ia mengajak generasi milenial untuk bijak dalam menggunakan medsos yang hampir 24 jam selalu dalam genggaman. Menurutnya, pengguna media sosial dikalangan remaja dapat memberikan pengaruh langsung, baik positif maupun negatif. Edy juga mengingatkan kepada para siswa agar berhati-hati dalam menerima informasi dari medsos.
Dukung Perda Pesantren, Pemkab Jepara Harap Ponpes Sejajar dengan Pendidikan Formal
“Teliti dan saring informasi yang kita terima. Tanyakan pada ahlinya. Kalau sudah, silakan sampaikan secara bijak,” imbaunya.
Lebih lanjut, Edy menyebutkan persentase pengguna medsos di tiga aplikasi. Seperti, pengguna Whatsapp ada 88 persen, pengguna Instagram capai 87 persen, dan pengguna Facebook sebanyak 85 persen.
Terakhir, Edy berpesan kepada para peserta didik untuk tidak mengakses konten-konten negatif dalam media sosial.
“Hati-hati dalam bermedsos. Jangan pernah mengakses konten-konten yang bisa membahayakan untuk diri sendiri atau orang lain,” pesannya. (Lingkar Network | Muslichul Basid – Koran Lingkar)