SEMARANG, Lingkar.news – Akses warga pinggir Tol Jatingaleh turut Kelurahan Karanganyar Gunung, Kecamatan Candisari, Kota Semarang hingga Jumat, 21 Maret 2025 masih terputus akibat jalan ambles tergerus longsor pada Rabu, 10 Maret 2025 malam. Selain itu empat rumah juga terancam longsor.
Pantauan di lokasi, tampak Jalan Jangli Raya yang berbatasan dengan Tol Jatingaleh longsor sepanjang sekitar 20 meter sehingga ruas jalan itu tak bisa dilewati sementara. Ruas jalan yang longsor ditutupi tiga terpal oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Semarang.
Kepala BPBD Kota Semarang, Endro P Martanto, menjelaskan longsor di pinggir jalan Tol Jatingaleh itu sedalam 1 meter. Penyebab longsor dipicu hujan yang terjadi hampir seharian pada Rabu, 19 Maret 2025.
“Longsor terjadi karena hujan kemarin yang cukup deras dan durasi lama,” ujar Endro.
Longsor tidak hanya memutus akses jalan, tetapi juga membahayakan bagi empat rumah di tepian longsor yang di huni 16 jiwa.
“Dampak longsornya jalan yang ada di lokasi tersebut amblas. Kemudian ini harus dilakukan langkah-langkah pencegahan, karena cukup membahayakan untuk bangunan yang ada di sepanjang jejer longsor itu. Ada empat rumah,” jelasnya, Kamis, 20 Maret 2025.
Endro menjelaskan telah mengarahkan warga penghuni keempat rumah tersebut untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman, tetangga maupun saudara.
Endro juga mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada karena telah memasuki iklim pancaroba.
“Jadi kemarin hujan turun deras dengan durasi cukup lama sekitar tiga jam. Dampak dari pancaroba, jadi tetap mewaspadai bencana hidrometeorologi,” tuturnya.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk segera melapor ke pihak terkait apabila terjadi bencana agar bisa langsung dilakukan penanganan.
Sementara itu menurut keterangan warga setempat, Rokhimah mengaku bahwa tanda-tanda tanah akan longsor telah terjadi sejak Rabu, 19 Maret 2025 malam, usai diguyur hujan selama hampir seharian.
“Dari tadi malam itu sudah retak, baru saat sahur itu tanah mulai gerak, warga pada keluar, dan sekitar jam 06.30 tanah baru longsor,” jelasnya, Kamis, 20 Maret 2025.
Pihaknya mengaku telah menghuni wilayah tersebut sejak kecil. Namun rumahnya menjadi berada di tepi jurang lantaran adanya Tol Jatingaleh.
“Saya di sini sejak tahun 60-an, ini dulunya area kampung, lalu terkena gusur tol sekitar tahun 82-an, dan dibangun tahun 90-an, jadinya sekarang dipinggir tebing yang rawan begini,” jelasnya. (Lingkar Network | Syahril Muadz – Lingkar.news)