SERANG, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang, Provinsi Banten, butuh bantuan anggaran dari pemerintah pusat untuk penanganan banjir dan longsor yang melanda sejumlah wilayah tersebut.
Menurut Bupati Serang, Ratu Tatu Chasanah, dana tidak terduga yang biasanya untuk menangani bencana kini dialihkan guna membiayai Pemilihan Suara Ulang (PSU), sehingga Pemkab Serang membutuhkan bantuan anggaran dari pusat.
“Sebagian besar dana tidak terduga itu dipakai untuk membiayai PSU, jadi sekarang tinggal sedikit,” katanya, Kamis, 13 Maret 2025.
Pemkab Serang juga segera menetapkan kondisi tanggap darurat bencana imbas banjir dan longsor yang terjadi di wilayah tersebut.
Bupati mengatakan bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) telah melaporkan serta berkomunikasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) agar segera menetapkan situasi darurat dengan surat bupati.
“Penetapan situasi ini juga membantu pemerintah daerah di tengah keterbatasan anggaran, agar pusat melalui BNPB juga bisa turut membantu,” ungkapnya.
Sementara itu, Plt Kepala Pelaksana BPBD Serang Haryadi mengatakan saat ini status Kabupaten Serang berada pada status siaga bencana dan berdasarkan hasil konsultasi dengan BPBD Provinsi Banten dan BNPB, pihaknya diminta untuk meningkatkan statusnya menjadi tanggap darurat.
“Karena kalau status siaga, BNPB belum memprioritaskan untuk bantuan-bantuan. Kalau sudah statusnya tanggap darurat, BNPB kemungkinan besar akan memberikan bantuan terkait dengan pascabencana,” bebernya.
Meskipun demikian, pihaknya belum dapat memastikan bantuan tersebut berupa keuangan atau material. Pada dasarnya, ia akan membuat permohonan dahulu kepada BNPB dengan dasar Kabupaten Serang di tingkatkan statusnya menjadi tanggap darurat bencana.
Ia mengatakan ada dua kecamatan yang terdampak paling parah akibat bencana banjir serta longsor yakni Kecamatan Padarincang dan Cinangka. Selain itu, juga ada beberapa fasilitas umum yang mengalami kerusakan, seperti jalan, jembatan hingga bangunan.
“Untuk bantuan sementara sedang dikerjakan melalui Dinas PUPR karena harus dengan alat berat. Berdasarkan ramalan cuaca dari BMKG, cuaca ekstrem ini masih terjadi hingga akhir Maret,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)