LEBAK, Lingkar.news – Pengembangan tanaman sorgum oleh sejumlah petani di Kabupaten Lebak meningkat hingga 67 hektare menjadi 95 hektare. Budi daya sorgum ini ditujukan untuk memenuhi ketersediaan pangan di daerah setempat.
“Tahun ini pengembangan tanaman sorgum meningkat hingga seluas 95 hektare dari sebelumnya 28 hektare,” kata Kepala Bidang Produksi Dinas Pertanian Kabupaten Lebak Deni Iskandar di Lebak, Jumat, 18 Oktober 2024.
Deni menjelaskan petani Kabupaten Lebak mengembangkan tanaman sorgum karena bisa menjadi makanan pengganti beras.
Saat ini, permintaan sorgum di daerah itu relatif tinggi khususnya untuk penderita diabetes melitus.Oleh karena itu, kelompok tani di sejumlah kecamatan melakukan pengembangan tanaman sorgum.
“Kita meyakini ke depan dipastikan lebih banyak petani mengembangkan tanaman sorgum karena tidak membutuhkan air,” ucapnya.
Menurut Deni wilayah Kabupaten Lebak bisa menjadi daerah penghasil swasembada pangan sorgum karena didukung lahan begitu luas.
Selain itu tanaman sorgum sangat cocok dikembangkan di lahan-lahan darat, sehingga petani akan mendapatkan pembinaan dan pengembangan teknologi oleh petugas penyuluh lapang.
Tanaman sorgum bentuk pohonnya menyerupai jagung dengan biji berbentuk bulat kecil dan bisa menjadi makanan alternatif pengganti beras.
Disamping itu sorgum jauh lebih unggul nilai gizinya, karena memiliki kandungan protein, kalsium, zat besi, fosfor, da vitamin B1 yang lebih tinggi dibanding beras.
Keunggulan sorgum juga sangat baik dikonsumsi penyandang diabetes karena kandungan gulanya yang rendah.
“Kami meyakini Lebak bisa menjadi penghasil produksi sorgum dan bisa memenuhi ketersediaan pangan di Banten,” ucapnya.
Sementara itu, Maruf (60) seorang petani di Kecamatan Cileles Kabupaten Lebak mengatakan pihaknya kini menanam sorgum menggunakan varietas unggul yang akan ditanam dan harus disesuaikan dengan kondisi lingkungan setempat agar bisa tumbuh dengan baik.
Cara menanam sorgum diawali dengan membuat lubang tanam dengan jarak 70 x 20 sentimeter dan setiap lubang diisi 3 hingga 5 benih sorgum serta ditutup tipis lubang tanam dengan tanah.
Sebetulnya, kata dia, perawatan sorgum lebih mudah perawatanya dibandingkan padi sawah.
“Kami mengembangkan budi daya tanaman sorgum yang kedua dan bisa menghasilkan produksi pangan,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)