Lingkar.news – Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia. Dengan jumlah penduduk mayoritas Muslim, menjadi potensi besar dalam sektor pariwisata minat khusus, yakni wisata halal.
Bumi Pertiwi sangat didukung dengan kekayaan alam yang mampu memanjakan mata bagi pengunjungnya. Sehingga, tak diragukan lagi sektor pariwisata digadang-gadang mampu berkontribusi banyak pada perekonomian nasional.
Terlebih, Indonesia turut memiliki salah satu tempat ibadah terbesar di Asia Tenggara yakni Masjid Istiqlal, Jakarta, yang juga menjadi pusat ibadah Muslim pada hari raya Islam dan hari raya lainnya.
Tak ketinggalan, di wilayah lain turut memiliki masjid yang juga patut dibanggakan, seperti masjid Taqwa Muhammadiyah Padang, Sumatera Barat, masjid Kubah Emas di Depok, masjid Baiturrahman di Aceh, masjid Kubah 99 Asmaul Husna di Makassar, disusul masjid Al Jabbar di Bandung dengan arsitektur unik yang belum lama ini diresmikan.
Selain itu, terdapat masjid yang kental akan sejarah peninggalan kerajaan Islam di Indonesia, di antaranya masjid Agung Demak (Jawa Tengah), masjid Menara Kudus (Jawa Tengah), masjid Agung Banten, masjid Sultan Ternate dan masih ada beberapa masjid lainnya.
Kemudian prestasi yang patut dibanggakan masyarakat, Indonesia juga berhasil menduduki peringkat kedua setelah Malaysia sebagai tujuan wisata halal popular versi Global Muslim Travel Index 2022.
Atas dasar itu, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada tahun ini bakal fokus mengembangkan wisata ramah Muslim, terutama wisata halal berbasis masjid.
Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif mengusahakan agar kesiapan objek wisata halal Tanah Air ditingkatkan dari segi kesiapan layanan halal yang jelas bagi makanan dan minuman (kuliner), hingga akomodasi halal.
Kemenparekraf mencatat, aktivitas mengunjungi masjid-masjid di Indonesia tidak hanya dinikmati wisatawan Muslim saja, tapi juga wisatawan mancanegara.
Hal ini tak lain untuk memberikan kenyamanan dan ketenangan bagi wisatawan muslim baik dari dalam negeri maupun wisatawan mancanegara saat berlibur, serta mampu berkontribusi pada perekonomian nasional juga memperluas dan membuka lapangan kerja baru yang ditargetkan sebesar 4,4 juta pada tahun 2024.
Apalagi tahun ini Kemenparekraf memiliki target 1,4 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) dengan nilai kontribusi product domestic bruto (PDB) pariwisata di atas 4 persen, serta target wisatawan mancanegara (wisman) pada tahun 2023 sebesar 7,4 juta.
Selain itu, masih ada target lain yang diharapkan mampu dicapai tahun ini, yaitu Indonesia mencapai angka 75 dalam poin tertinggi Global Muslim Travel Index (GMTI) pada tahun 2023.
Sebagai ikhtiar dalam merealisasikan rencana besar itu, Kemenparekraf juga bakal mengembangkan sistem ekonomi syariah melalui pelatihan, pendampingan, pemasaran, logistik, serta pembiayaan yang mengedepankan prinsip halal atau syariah dengan membuat paket layanan, seperti misalnya paket tur halal, halal food, hingga halal finance.
Bahkan, kini kementerian yang dipimpin Sandiaga Uno itu telah membentuk tim kecil bersama para pemangku kepentingan, sebagai bentuk keseriusannya mengembangkan wisata minat khusus berbasis masjid di Indonesia. (Lingkar Network | Koran Lingkar)