Jakarta, 24/1, Lingkar.news – Populix, lembaga riset dan penyedia data meluncurkan studi bertema “Ekspektasi Pemilih Muda pada Pemilihan Presiden 2024” dan menyimpulkan bahwa 24 persen milenial di Jakarta ingin isu tentang ekonomi dan pembangunan dibahas di Pilpres 2024.
“Ekspektasi masyarakat Indonesia terhadap berbagai isu tanah air tercermin melalui data survei yang mengungkap permasalahan terbesar di Indonesia dari sudut pandang responden. Sekitar 24 persen responden yang didominasi milenial di Jakarta menganggap ekonomi dan pembangunan sebagai isu utama,” kata Head of Social Research Populix Vivi Zabkie di Jakarta, Rabu.
Sembilan isu teratas lainnya yang dirasa perlu dijawab dalam Pilpres 2024 yakni korupsi (19 persen), pendidikan (11 persen), hak asasi manusia (8 persen), keadilan sosial (6 persen), lingkungan (6 persen), hukum (6 persen), kesehatan (5 persen), politik (4 persen), dan infrastruktur (3 persen).
Kemudian, terdapat beberapa sarana yang menurut generasi muda penting dilakukan oleh pemerintah Indonesia dalam meningkatkan kesejahteraan sosial dan pemerataan ekonomi, yakni meningkatkan lapangan kerja berkualitas (81 persen), akses terhadap pendidikan dan pelatihan (76 persen), serta aksesibilitas layanan kesehatan (65 persen).
Kesetaraan sosial, keragaman, dan inklusi budaya juga menjadi sorotan, dengan 24 persen responden menyarankan penciptaan lingkungan yang lebih inklusif dan adil.
Ketika membahas kesempatan kerja dan peluang ekonomi bagi generasi muda, 83 persen responden berharap pemerintah mampu menciptakan lebih banyak lapangan kerja, sedangkan 72 persen memandang pentingnya transparansi dan akuntabilitas pemerintah, dengan harapan agar pemerintah dapat bersih dari korupsi.
Peran inovasi dan teknologi dalam membentuk masa depan Indonesia juga ditekankan, di mana 65 persen responden melihat inovasi dan teknologi sebagai sarana untuk membuka lapangan pekerjaan, meningkatkan produktivitas, dan meningkatkan kualitas hidup.
Meski demikian, 67 persen responden mengaku khawatir akan potensi ancaman seperti pelanggaran privasi data dan penyebaran mis informasi.
Adapun penelitian Populix ini dilakukan pada 31 Agustus hingga 12 September 2023 melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan kualitatif dilakukan melalui 16 diskusi kelompok terpumpun kepada milenial dan generasi Z berusia 17 tahun ke atas di kota besar dan kecil di Indonesia.
Sedangkan untuk pendekatan kuantitatif, dilakukan melalui survei dalam jaringan melalui aplikasi Populix terhadap total 1.000 responden laki-laki dan perempuan berusia 17-39 tahun di Indonesia, dengan durasi pengerjaan survei sekitar 15 menit. (rara-lingkar,news)