Lingkar.news – Stigma orang masa depan seorang atlet dianggap sebelah mata. Akan tetapi hal ini mampu dipatahkan oleh sosok gadis berjilbab cantik ini. Bagaimana tidak, pasalnya kini tiap atlet yang berprestasi peraih medali mendapat reward dari pemerintah yang luar biasa.
Tak dipungkiri bahwasanya pemerintah kini mulai memperhatikan nasib atlet daerah/kabupaten, mulai dengan hadiah ratusan juta hingga miliaran rupiah, serta dapat beasiswa sekolah dan bahkan diangkat menjadi aparatur sipil negara (ASN).
Salah satunya yang merasakan kebahagiaan itu yakni Berthdigna Devi Surya Kusuma. Atlet panjat tebing berprestasi Indonesia asal Kabupaten Blora ini mengaku mendapat beasiswa sekolah dari pemerintah sehingga memudahkannya untuk menggapai cita-cita.
Berthdigna Devi Surya Kusuma, yang masih duduk di bangku kuliah Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang ini mengaku, awalnya tertarik menjadi atlet berawal dari coba-coba.
“Ceritanya tuh waktu saya kecil diajak jalan sama Mama. Terus akunya melihat ada yang lagi panjat tebing. Aku bilang ke Mama pengen coba. Karena ada temannya Mama di situ, akhirnya diajak gabung deh, Kak. Awalnya malu untuk manjat-manjat, sebisanya, eh, eh, eh malah ketagihan, keterusan sampai sekarang,” ucapnya.
Ketekunannya berbuah manis. Dirinya pernah meraih medali emas di kejuaraan Asian Youth Sport Climbing Championship di Singapura tahun 2017.
Lalu meraih emas untuk kategori speed Kejurnas Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Kelompok Umur (KU) XIII 2018. Kemudian memperkuat Timnas Indonesia Putri B, dalam kejuaraan panjat tebing Asian Speed Relay Asian Championship 2019.
“Di situ saya meraih medali perak lewat perjuangan beregu, bersama teman saya Dhorifatus Syafi’iyah, Mudji Mulyani. Kemudian yang terbaru itu tahun lalu berhasil mempersembahkan medali emas bagi kontingen Jawa Tengah di Pekan Olahraga Nasional (PON) XX 2021 Papua,” ungkapnya.
Bertha sapaan akrabnya mengaku senang menjadi atlet. Sebab membawa nama baik Kabupaten Blora, Provinsi Jateng, bahkan Indonesia.
Pemilik akun instagram @macan_dudul ini pun kembali menceritakan, perkembangan olahraga panjat tebing di Blora, mulai ia sejak bergabung hingga sekarang.
“Awal masuk olahraga cabang panjat tebing sejak kecil. Dulu itu media untuk berlatih seadanya. Beda sama sekarang, sekarang bisa dilihat Blora sudah punya bangunan standar International Wall Climbing di Lapangan Kridosono sebelah Utara. Walau dulu latihan dengan seadanya, tapi tetap harus berprestasi. Semua ‘kan untuk cita-cita dan mengharumkan bangsa ini kak,” ungkapnya. (Lingkar Network | Lilik Yuliantoro – Koran Lingkar)