JAYAPURA, Lingkar – Kepolisian Daerah Papua bersama satuan tugas yang bertugas di Tanah Papua mengungkap jaringan penyuplai senjata api amunisi ke kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang melibatkan anggota TNI.
Pengungkapan jaringan penyuplai senjata api ke KKB bermula dari informasi terkait pengiriman senjata api dan amunisi untuk KKB di Puncak Jaya menggunakan jasa pengiriman laut.
Kaops Satgas Damai Cartenz Brigjen Pol Faizal Rahmadani mengatakan dari penelusuran diketahui bahwa paket berupa kompresor yang dikemas menggunakan papan dari Surabaya itu telah tiba pada 4 Februari. Paket itu diterima seseorang bernama Yuni Enumbi, mantan anggota TNI.
Yuni, yang pernah bertugas di Kodam XVIII Kasuari itu, kemudian ditangkap padat 8 Maret di Waris, Kabupaten Keerom, saat beristirahat makan sebelum melanjutkan perjalanan melalui jalan Trans Papua di ruas jalan Jayapura-Wamena.
Paket yang diterima Yuni itu berisi enam pucuk senjata api, dua di antaranya laras panjang, dan 882 butir amunisi berbagai kaliber yang rencananya akan diserahkan ke salah satu KKB di Puncak Jaya, yakni kelompok Lerimayu Telenggen.
Ketika diperiksa, Yuni Enumbi mengaku untuk membeli senjata api itu hingga menerimanya di Jayapura menghabiskan dana Rp1,3 miliar.
KKB Leri Telenggen sebelum beroperasi sendiri merupakan anak buah Lekagak Telenggen yang wilayah operasinya di sekitar Kabupaten Puncak dan Puncak Jaya, kata Brigjen Pol Faizal.
Faizal mengatakan, dari Yunilah kemudian ditangkap rekannya yang juga mantan prajurit TNI yang pernah bersama-sama bertugas di Kodam XVIII Kasuari, Teguh Wiyono.
Dari Teguh kemudian terungkap sejumlah informasi yang berguna untuk penangkapan terhadap para tersangka yang ada di Sleman, Yogyakarta, dan Bojonegoro, Jawa Timur, hingga keterlibatan anggota TNI-AD yang bertugas di Kodam III Siliwangi.
“Saat ini ketiga prajurit yang bertugas di Kodam III Siliwangi sudah ditahan di Pomdam III,” kata Faizal.
Kasus KKB Serang Penambang Emas di Yahukimo, DPR Segera Panggil TNI
Dari hasil penyelidikan diketahui bahwa Teguh menjadi tangan kanan Yuni dalam mencari senjata api dan amunisi karena dialah yang mengenal tiga anggota TNI-AD yang menjadi pemasok dan saat ini ditahan di Pomdam III Siliwangi.
Ketiga anggota TNI itu dikenal Teguh melalui rekannya sesama anggota Perbakin.
Tidak mudah untuk mengungkap jaringan penyuplai senjata api dan amunisi tersebut, kata Faizal, dan pihaknya sempat kejar-kejaran dengan waktu.
“Bila terlambat sedikit maka berbagai barang bukti yang sebelumnya berada di Bojonegoro dan Sleman bisa lenyap,” katanya.
Dengan bantuan Polda Jatim, Polda DI Yogyakarta, dan Polda Papua Barat, berbagai barang bukti diamankan, termasuk berbagai peralatan pembuatan senjata api rakitan yang ditemukan di Bojonegoro, Jawa Timur.
Dari tujuh tersangka yakni YE, TW, MH, MK, P, ES, dan AP, polisi mengamankan 17 senjata api berbagai jenis dan 3.573 amunisi dengan berbagai kaliber.
“Bantuan yang diberikan anggota Polri dari ketiga Polda itu sangat membantu dalam mengungkap jaringan sekaligus mengamankan barang bukti,” kata Brigjen Pol Faizal Rahmadani.
Semenatra itu Kapolda Papua Irjen Pol Patrige Renwarin mengatakan, saat ini penyidik Direktorat Krimum Polda Papua masih memeriksa Yuni Enumbi.
Sedangkan enam tersangka lainnya termasuk Teguh sudah dikembalikan ke Polda Papua Barat dan untuk tersangka yang ditangkal di Bojonegoro ditangani Dirkrimum Polda Jawa Timur dan tersangka dari Sleman oleh Polda DI Yogyakarta. “Kasusnya saat ini terus bergulir dan Ditkrimum Polda Papua hanya menangani dan memeriksa Yuni Enumbi,” Irjen Pol Patrige Renwarin. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)