JAKARTA, Lingkar.news – Presiden RI Prabowo Subianto sebut banyak diantara elite yang tidak memahami atau tidak mau memahami pasal-pasal penting dalam Undang-Undang 1945 sehingga
Pernyataan tersebut disampaikan saat menghadiri Halal Bihalal bersama Purnawirawan TNI-Polri di Balai Kartini, Jakarta, Selasa, 6 Mei 2025.
Prabowo mengatakan bahwa Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan buah perjuangan Indonesia yang menjadi pegangan dalam pemerintahan dari generasi ke generasi.
Kepala Negara menyebut banyak di antara elit yang tidak memahami, tidak mau memahami, atau pura-pura tidak mau melihat arti dan pasal-pasal penting dalam UUD 1945 sehingga karena itulah kekayaan Indonesia mengalir ke luar negeri.
“Saya tidak rela kekayaan bangsa kita tidak dinikmati oleh rakyat Indonesia, saya tidak rela, dan karena itu saya terjun ke politik,” ungkapnya.
Prabowo yang juga merupakan purnawirawan menyampaikan bahwa dirinya akan terus memberikan sumbangsih kepada negara dan bangsa.
Presiden juga menekankan pada kekuatan negara untuk menjaga dan mengamankan sumber-sumber kekayaan bangsa. Oleh karena itu ia pun bertekad dalam lima tahun kepemimpinannya akan membawa Indonesia bisa swasembada energi hingga swasembada pangan.
Presiden menyebut kemandirian energi merupakan strategi pertahanan nasional, mengingat Indonesia kerap menjadi sasaran gangguan pihak asing karena kekayaan alam yang kini dimiliki.
“Kita harus sadar Indonesia selalu diganggu karena kita kaya. Kita punya nikel, bauksit, kelapa sawit terbesar di dunia,” ujarnya.
Kepala Negara menekankan bahwa kelapa sawit kini menjadi komoditas strategis yang banyak diminati berbagai negara, termasuk Mesir, Pakistan, India, hingga Eropa.
Menurutnya, kelapa sawit memiliki potensi luar biasa, termasuk untuk memproduksi BBM.
“Negara kita sesungguhnya tidak perlu impor BBM dari manapun. Kita impor BBM hampir 40 miliar dolar AS satu tahun,” katanya.
Prabowo menyatakan bahwa di bawah kepemimpinannya, Indonesia harus mampu berdiri di atas kaki sendiri dan tidak tunduk pada kepentingan asing.
Ia juga mengapresiasi peran para senior militer yang telah membentuk karakter kepemimpinan yang tegas dan berorientasi pada kemandirian bangsa.
“Nanti akan ada yang bertanya, apa bisa? Harus bisa. Nah ini semangat yang ditanamkan oleh angkatan 45, semangat tidak mengenal menyerah, harus bisa. Merdeka atau mati. Berdiri di atas kaki sendiri, kita tidak mau jadi kacungnya bangsa lain,” katanya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)