Jakarta, Lingkar.news – Budhy Setiawan, Wakil Ketua Komisi IV DPR mengatakan Perum Bulog perlu meningkatkan fleksibilitas dalam penyerapan gabah petani lokal untuk mengatasi permasalahan lonjakan harga beras di Indonesia.
“Kita ingin melihat lebih dalam lagi nanti ada perubahan-perubahan peraturan yang bisa dilakukan agar Bulog bisa lebih fleksibel, bisa lebih banyak juga menyerap gabah lokal, gabah petani,” ujar Budhy Setiawan sebagaimana dipantau melalui kanal YouTube TVR Parlemen, di Jakarta, Jumat (15/3).
Budhy menilai bahwa melalui penyerapan gabah lokal, Bulog akan memiliki kemampuan untuk bisa menstabilkan harga komoditas pangan, khususnya beras. Selain itu, ia juga berpandangan bahwa penyerapan gabah petani yang lebih maksimal dapat mengisi cadangan logistik.
Selain itu, Budhy juga menyinggung kesehatan psikologis petani Indonesia. Ia mengatakan, menaikkan harga pokok penjualan (HPP) gabah dapat membantu kesehatan psikologis petani Indonesia.
Lebih lanjut, menurut Budhy, kenaikan harga beras sebenarnya dapat membantu petani apabila BULOG benar-benar meningkatkan kemampuan beli gabah lokal.
“Tentu ini juga nanti akan membantu petani ketika memang Bulog kita bantu juga untuk bisa meningkatkan kemampuan yang membeli gabah lokal,” kata dia.
Sebelumnya, Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyebutkan bahwa rata-rata nasional harga gabah kering panen (GKP) mulai menunjukkan stabilitas setelah memasuki masa panen raya padi di berbagai daerah di Indonesia.
Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo dalam keterangan di Jakarta, Kamis (14/3) mengatakan bahwa rata-rata harga gabah kering panen (GKP) mulai stabil tercatat turun menjadi Rp6.820 per kg setelah sebelumnya mencapai di atas Rp8.000 per kg.
Nyoto mengatakan sepanjang Maret—April 2024 akan terjadi panen raya gabah petani setara dengan 8,46 juta ton beras. Hal tersebut secara umum akan diikuti dengan penurunan harga gabah dan beras seiring dengan bertambahnya stok ketersediaan pangan yang ada di lapangan.
Meski demikian, lanjut Nyoto, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kenaikan harga beras masih terjadi sebanyak 3,6 persen dibandingkan dengan Februari 2024. Namun jumlah wilayah yang mengalami kenaikan harga beras pada M1 Maret 2024 sedikit menurun dibandingkan Februari 2024 yaitu terjadi di 75,28 persen wilayah Indonesia. (rara-lingkar.news)