KUDUS, LINGKAR – Pemerintah telah menerbitkan aturan baru agar Bulog membeli seluruh hasil panen para petani dengan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) yakni sebesar Rp 6.500 per kilogram. Bulog pun diminta untuk membeli langsung kepada para petani tanpa melalui perantara.
Firda Kurniawan (30), seorang petani asal Desa Gamong, Kecamatan Kaliwungu mengaku senang karena saat ini Bulog bisa turun langsung untuk membeli hasil panennya sesuai HPP. Pasalnya, kata dia, selama ini harga beli gabah sering kali dipermaikan oleh oknum tengkulak.
“Hari ini yang saya panen itu satu hektare dan dibeli oleh Bulog seharga Rp 6.500 per kilogram. Dengan harga segitu ya bagus, apalagi pihak Bulog mau turun langsung ke petani. Kalau tidak turun langsung itu harga bisa dimainkan oleh tengkulak,” ungkapnya.
Ia menceritakan, pada masa tanam sebelumnya ia sudah menjual sekitar 4 hektare lahan sawah kepada tengkulak. Namun, tengkulak membeli gabah hasil panennya hanya seharga Rp 6.000 per kilogram.
“Jadi ini Bulog membeli hasil panen para petani lebih mahal dari pada tengkulak,” sebutnya.
Oleh karena itu, pihaknya berharap kedepanya Bulog bisa terus membeli hasil panen langsung ke para petani. Hal ini, lanjutnya, supaya tidak ada permainan harga oleh para oknum tengkulak.
“Kalau Bulog tidak turun langsung nanti harganya bisa dimainkan oleh tengkulak, karena sebelumnya seperti itu,” ucapnya.
Firda menambahkan, estimasi hasil panen sawah satu hektare nantinya bisa menghasilkan sekitar 7 ton gabah. Hasil panen ini menurun jika dibandingkan dengan masa tanam sebelumnya yang bisa menghasilkan 8-9 ton gabah per hektare.
“Karena untuk masa ini itu sempat terdampak banjir dan hama tikus. Jadi walaupun ini hasilnya sudah untuk tapi tidak bisa maksimal seperti sebelumnya,” pungkasnya.(NISA HAFIZHOTUS SYARIFA/LINGKAR)