PATI, LINGKAR – Permasalahan kerusakan jalan di sejumlah titik di Kabupaten Pati masih menjadi PR yang harus segera dituntaskan. Menanggapi hal ini, Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (DPUTR) Kabupaten Pati mencatat, pada tahun anggaran 2023 akan diadakan pengerjaan jalan sepanjang 300 KM. Pada pengerjaan tersebut agar tak mudah rusak, akan dimaksimalkan dengan bahan berkualitas, salah satunya dengan menggunakan hotmix pada pengerjaan jalan.
Daftar Isi :
Plt. Kabid Bina Marga DPUTR Kabupaten Pati, Hasto Utomo menyebutkan, bahwa pengerjaan 300 KM jalan yang ditangani DPUPTR masih menunggu tender selesai. Walaupun diketahui jika sudah ada beberapa ruas jalan yang sudah bisa dikerjakan karena telah selesai proses tendernya.
“Pekerjaan kita total ada 300 KM yang menjadi kewenangan DPUPTR Kabupaten Pati. Sementara beberapa yang rusak parah masih ada perawatan. Seperti di Tlogowungu sudah di-beskos (diurug, red.), walau kondisinya rusak lagi,” jelasnya ketika ditemui Lingkar, Minggu 5 Maret 2023.
Kondisi jalan cepat rusak, diyakini Hasto karena curah hujan tinggi berhari-hari. Ditambah, fakta banyaknya kendaraan besar melintas yang melebihi muatan.
Baca Juga : Rusak Parah, Jalan Penghubung Desa Asempapan-Jetak Pati Tak Kunjung Ada Perbaikan
“Kita baru akan melaksanakan perawatan beskos (pengurugan, red.), terus setelah itu dikasih aspal. Beberapa hari ini aspal baru datang,” tambahnya.
Selain itu, Hasto menyebut bahwa banyak kerusakan tidak bisa maksimal penanganannya, karena selama ini dari pihak DPUPTR pemeliharaannya memakai aspal goreng. Idealnya ia menjelaskan seharusnya memakai aspal hotmix. Diketahui jikalau memakai aspal goreng, maka apabila kendaraan berat yang melintas tidak akan mampu bertahan lama.
Diutamakan Jalur Galian C Pakai Hotmix
“Aspal goreng itu ketebalannya hanya satu setengah sentimeter. Maka seharusnya pakai aspal hotmix yang ketebalannya lima senti meter, itu bagus tetapi anggarannya dari kita sendiri terbatas. Ke depan kita usahakan kalau di jalan kecamatan kita pakai hotmix, utamanya yang dilewati Galian C,” imbuhnya.
Dijelaskan bahwa penggunaan aspal goreng, sesuai peruntukannya seharusnya dipakai pada lalu lintas rendah dan muatannya tidak besar. Sehingga maksimal bisa sampai lima tahun penggunaannya.
“Melihat itu, maka kita akan koordinasikan ke Dishub sama Satlantas untuk menertibkan kendaraan yang melebihi batas muatannya. Kapasitas jalan kita seharusnya 8 ton,” terangnya.
Artikel terkait : Jalan Rusak Telan Korban Jiwa, Warga Pati Inisiatif Urug dengan Padas
Jalan Rusak Sudah Menelan Korban Jiwa
Seperti diberitakan sebelumnya, akibat jalan berlubang dan menelan korban jiwa, warga pun berinisiatif memperbaiki jalan rusak dengan swadaya. Jalan berlubang yang sering dihindari oleh pengendara dan tak jarang menimbulkan kecelakaan di ruas jalan alternatif Winong-Pati turut Dusun Botok, Desa Bumiharjo, Kecamatan Winong itu pun diurug warga dengan tanah padas.
Kepala Desa Bumiharjo, Agus Pujo Hariyanto mengatakan, jika jalan ke arah Pasar Hewan ke Gempolsari itu sebelumnya telah menelan korban jiwa.
“Jadi kemarin terdapat lubang, maka dari pemuda karang taruna ada insiatif nguruk pakai batu padas. Dan kebetulan ada sisa urukan jalan. Sedangkan untuk sisi sebelah barat desa itu kemarin mau diuruk sekalian, tetapi karena hujan, baru hari ini dilakukan,” terang Kades Bumiharjo, Senin (27/2).
Sebagai informasi, telah terjadi kecelakaan maut di ruas jalan tersebut ketika korban menghindari lubang. Agus juga mengungkapkan jika jalan berlubang semenjak musim hujan, utamanya semenjak banjir bulan Desember 2022 lalu.
“Itu murni inisiatif Karang Taruna. Dari pemerintah desa masih konsentrasi di jalan desa, karena banyak jalan desa yang berlubang juga di area lain. Untuk masalah rambu hati-hati dari pemuda mau dibikinkan banner, tapi belum tahu kelanjutannya seperti apa. Ini sementara tidak ada di area sana,” tegasnya.
Sementara itu ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan (DPUTR) Pati, Riyoso, ke depan tetap akan ada perbaikan. Melihat kondisi cuaca dengan curah hujan masih tinggi, pihaknya mengungkap jika belum bisa melakukan eksekusi.
“Seperti yang kami sampaikan, dengan kondisi cuaca seperti ini belum bisa eksekusi. Kita menunggu waktu yang tepat untuk nanti bisa lakukan perbaikan, dan kita menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia,” tuturnya. ( Nai – Koran Lingkar )