JEPARA, Lingkar.news – Perkembangan teknologi saat ini dapat mendatangkan manfaat yang luar biasa untuk masyarakat atau pun sebaliknya. Oleh sebab itu, banyaknya berita yang beredar di media sosial membuat masyarakat harus lebih selektif.
Hal tersebut disampaikan oleh Kepala Diskominfo Kabupaten Jepara Arif Darmawan dalam Pertemuan Penggiat Media Sosial dengan tema “Sukseskan Pemilu 2024, Tangkal Berita Hoaks” yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, pada Selasa, 9 Mei 2023.
“Sepertiga atau 7 jam dari waktu kita dalam sehari kita habiskan untuk menyimak media sosial. Ibu-ibu harus lebih selektif dalam memilih berita, karena tidak semua berita yang diunggah merupakan berita yang mengandung fakta, ada juga berita yang sengaja dibuat dengan maksud dan tujuan tertentu. Kita harus mengecek terlebih dahulu apakah berita yang kita dapatkan benar atau tidak,” ungkap Arif.
Ia mengimbau, masyarakat untuk berhati-hati dalam bermedia sosial, karena sekarang sudah ada Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).
“Jika ibu-ibu menyebarkan ujian kebencian, menyebarkan pornografi, fitnah, melalui smartphone bisa terkena pasal ITE. Hukumannya maksimal 6 tahun, hukuman dendanya maksimal Rp 1 miliar. Makanya kita harus hati-hati ketika kita ingin mengunggah sesuatu di media sosial,” imbaunya.
Ketua DPRD Jepara Gus Haiz Ajak Penggiat Medsos Putus Penyebaran Hoax
Sementara itu, Ketua DPRD Jepara Haizul Ma’arif mengingatkan pentingnya melawan berita hoaks karena di media sosial banyak sekali isu-isu yang beredar, apalagi isu tentang politik.
“Menjelang Pemilu 2024 biasanya situasi politik itu juga semakin hangat. Banyak oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab kemudian menyebarkan berita hoaks. Ini yang harus diwaspadai,” kata Gus Haiz, sapaan lekat Ketua DPRD Jepara.
Mengutip dari surat Al-Hujurat, Gus Haiz menyebutkan, kalau ada orang fasik datang kepadamu membawa kabar itu dicek dulu jangan langsung dianggap berita itu benar.
“Kalau kita mendapatkan sebuah berita harus kita cek terlebih dahulu. Apalagi orang yang memberitakan itu bukan orang melihatnya langsung. Saya berharap kepada ibu-ibu sebagai wanita ini bisa menjadi pionir agency untuk melawan hoaks,” harapnya. (Lingkar Network | Tomi Budianto – Koran Lingkar)