PATI, Lingkar.news – Rupanya tak hanya RSUD Soewondo Pati, melainkan juga Alun-Alun Kembangjoyo Pati yang akan ditata oleh Bupati Pati Sudewo. Tak main-main, untuk pengerjaan penataannya akan melibatkan arsitek terbaik tingkat nasional. Hal ini sebagai bentuk keseriusan Sudewo untuk menjadikan Kabupaten Pati menjadi kota besar yang maju.
Untuk itu, ia menggandeng Tim Arsitek ternama di Indonesia, untuk meninjau Alun-Alun Kembangjoyo Pati, pada Sabtu, 12 April 2025.
“Alun-alun ini akan dimanfaatkan lebih produktif dan efektif untuk mendukung kebesaran Kota Pati,” ujar Sudewo.
Sebagai langkah konkret, Sudewo menyatakan akan membongkar dan menata ulang fasilitas-fasilitas yang dinilainya tidak layak, termasuk Stadion Joyokusumo, GOR Pesantenan, hingga kawasan sekitar Pendopo Kabupaten, dan Masjid Agung.
Sudewo mengaku akan menggandeng arsitek papan atas untuk mewujudkan penataan ulang yang lebih representatif dan menambah estetika keindahan yang membanggakan bagi masyarakat Pati.
Ia menegaskan perencanaan sepenuhnya diserahkan kepada arsitek profesional agar hasilnya maksimal dan membanggakan. Bupati menargetkan desain selesai satu bulan agar bisa masuk dalam perubahan anggaran tahun ini.
“Setidaknya sebagian anggaran kita siapkan tahun ini, sisanya akan dilanjutkan tahun 2026 mendatang,” jelasnya.
Selain Kembangjoyo, Pemkab juga akan menata tempat wisata lain seperti Jollong dan GOR Pesantenan.
“Kawasan wisata harus dirancang profesional agar jadi destinasi yang menarik, bukan sekadar tempat kunjungan,” ujarnya.
Sudewo juga memastikan penataan ulang ini murni demi kepentingan rakyat, bukan karena sentimen politik atau karena tidak suka dengan pemerintahan sebelumnya.
“Mohon maaf, ini bukan karena unsur politik, bukan karena saya tidak suka dengan pemimpin sebelumnya. Saya hanya melakukan penataan, demi masyarakat Pati,” tegasnya.
Arsitek Landscape PT Penta Handayawuri menyampaikan langkah awal berupa review lahan untuk menyusun site plan baru.
“Penataan akan disesuaikan kebutuhan warga, agar bisa bermanfaat jangka panjang dan berkelanjutan,” kata Handayawuri.
Penataan juga akan mengakomodasi kebutuhan PKL, pemerintah, dan masyarakat dalam satu rancangan terpadu.
“Kami ingin desainnya komprehensif agar semua pihak merasa memiliki dan bisa saling bekerja sama,” tambahnya. (Nailin RA / Lingkar.news)