BANDUNG, Lingkar.news – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi meminta jajaran Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat untuk bekerja secara taktis, bukan hanya administratif.
“Nah, saya ingin Pemprov Jabar itu taktis. Tidak tidak hanya bersifat administratif. Tugas-tugas kita jangan lagi menjadi tugas administratif,” kata Dedi selepas halal bihalal di Gedung Sate Bandung, Selasa, April 2025.
Dedi mencontohkan bidang pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, namun di Kota Bandung pada setiap sudut masih ada ibu-ibu yang bawa anak-anak, atau anak-anak itu sendiri berjualan pada jam sekolah.
“Bahkan ada yang tidak sekolah, mereka mengalami problem dalam jangka panjang kalau menurut saya. Ini harus dibenahi tidak boleh hanya administratif, teriak di mana-mana pemberdayaan perempuan. Tetapi perempuannya di sekitar tidak terberdayakan. Nah, ini salah satu bentuk taktis,” ungkapnya.
Dedi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan kerja administratif adalah seperti yang dilakukan Pemprov Jabar selama ini yaitu mengalokasikan pembiayaan, monitoring, dan evaluasi terhadap kabupaten dan kota.
“Saya enggak mau begitu. Sekarang itu Pemprov yang harus menjadi promotif perubahan di kabupaten dan kota. Sehingga Pemprovnya efisien, Kabupaten Kotanya akan terbawa efisien. Nah, kemudian Pemprovnya taktis, Kabupaten Kotanya taktis,” tegasnya.
Hal ini terbukti, kata Dedi, ketika dirinya turun ke Bekasi, Bogor, Karawang, dan daerah lainnya, di mana para pimpinan daerah di sana sudah mulai turun untuk mengadvokasi kebersihan, lingkungan dan lainnya yang sangat dibutuhkan dalam upaya mempercepat pembangunan.
Dia menyampaikan, target pribadinya sebagai Gubernur dalam hal pembangunan tidak ingin selesai dalam waktu yang lama semisal 100 tahun, tapi bisa diselesaikan selama masa kepemimpinannya antara lima sampai 10 tahun maksimal.
“Nah, ini yang ingin dilakukan dan itu bisa terbukti dari rencana kerja pembangunan yang kita lakukan. Kan perubahannya drastis tuh, angka-angkanya berubah sangat tajam. Dan seluruhnya itu lahir dari sebuah inovasi-inovasi yang tidak hanya lahir di ruang kerja, tapi lahir di berbagai tempat di seluruh provinsi Jawa Barat ketika kita melihat fenomena di lingkungan sekitar,” tuturnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)