MAKKAH, Lingkar.news – Kondisi lalu lintas antara Indonesia dan Arab Saudi memang jauh berbeda. Perbedaan itu mulai dari infrastruktur jalan yang cukup memadai di Arab Saudi hingga posisi setir mobil. Selain itu, di Arab Saudi juga banyak sekali terpasang rambu CCTV yang mana segala jenis bentuk tilang dilaksanakan secara elektronik.
Dengan jumlah penduduk yang tidak terlalu padat serta infrastruktur yang bagus, membuat para pengemudi di Arab Saudi dapat memacu mobilnya dengan cukup kencang. Pengalaman penulis ketika perjalanan dari Madinah menuju Mekkah, tampak kendaraan melaju dengan sangat kencang rata-rata di atas 100 km per jam semua.
Tidak ada kemacetan lalu lintas yang lazim terjadi di kota-kota besar layaknya di Indonesia. Dengan laju mobil yang sangat cepat tentu sangat berbahaya bagi para penyeberang jalan yang tidak menyeberang di tempat penyeberangan yang telah disediakan.
Di Arab Saudi memang tidak seperti di Jakarta atau kota-kota besar lain di Indonesia yang banyak kita temui jembatan penyeberangan orang. Ataupun lampu lalu lintas yang apabila ditekan, maka menyala merah dipergunakan untuk pejalan kaki menyeberang jalan. Kondisi ini mengakibatkan penyeberang jalan benar-benar harus ekstra hati-hati.
Hidran Kebakaran Dijadikan Jemuran, Kamar Jamaah Haji Indonesia Banjir
Kasi perlindungan jamaah atau Linjam Sektor 4, Fathul Ulum berulang kali mengingatkan jamaah melalui ketua kloter agar benar-benar memperhatikan keadaan lalu lintas ketika mau menyeberang jalan.
“Ketika mau menyeberang yang ditengok adalah sebelah kiri terlebih dahulu. Hal ini karena lalu lintas di Arab Saudi menggunakan setir kiri, sehingga mereka menggunakan lajur kanan untuk berjalan pelan sedangkan lajur paling kiri untuk menyalip.”
Kasi Perlindungan Jamaah Sektor 4, Fathul Ulum
Perbedaan ini kadang kurang disadari jamaah, mereka masih menganggap bahwa lalu lintas di Arab Saudi sama dengan di Indonesia. Jika ingin menepi, maka akan berada di sebelah kiri jalan. Padahal jika di Arab Saudi berada di sebelah kiri jalan berarti berlawanan arah itu adalah jalur cepat mobil.
Seperti yang terjadi pada salah seorang jamaah haji berinisial S dari kloter 03 JKG. Lelaki tersebut mengalami kecelakaan ketika sedang menyeberang jalan di daerah Bin Dawood Mall. Kecelakaan tersebut untungnya tidak mengakibatkan cedera yang fatal, hanya mengalami patah tulang ringan di bagian tangan. Korban kecelakaan saat itu juga langsung dibawa ke RS Malik Faisal.
Pihak Linjam mengingatkan kepada jamaah agar jangan sering-sering menyeberang jalan di waktu-waktu di luar jam salat, karena biasanya di jam-jam tersebut mobil melaju dengan cukup kencang. Sedangkan di jam-jam menjelang atau setelah salat mobil akan berjalan pelan-pelan karena memang banyak para pejalan kaki yang pulang dari Masjidil Haram. (Lingkar Network | Lingkar.news)