MAKKAH, Lingkar.news – Masyarakat Indonesia terkenal dengan kreativitasnya. Namun terkadang, kreativitas tersebut juga berakibat konyol. Contohnya adalah ketika jamaah haji Indonesia menyiasati keterbatasan tempat untuk menjemur pakaian.
Memang jamaah haji Indonesia yang tinggal di daerah Jawa tepatnya di Hotel Kiswah Tower jumlahnya sangat banyak. Dari 5 Tower yang tersedia masing-masing berisi sekitar 5.000 jamaah sehingga total ada sekitar 25.000 jamaah dalam satu kompleks yang sangat berdekatan dan terhubung satu sama lainnya.
Andai saja satu jamaah haji Indonesia mencuci dua potong pakaian, maka akan ada 50.000 potong pakaian yang harus dijemur. Pihak hotel sebenarnya sudah menyediakan ruang khusus untuk mencuci dan menjemur pakaian. Tentu saja ruangan tersebut adalah ruangan indoor alias tidak terkena sinar matahari langsung. Ruang cuci tersebut juga dilengkapi dengan fasilitas mesin cuci sekitar 25 buah.
Walaupun sudah disediakan ruangan khusus, tetapi tetap saja ruangan tersebut tidak bisa memenuhi seluruh keperluan jamaah haji Indonesia untuk menjemur pakaian. Akhirnya muncullah berbagai macam siasat cara untuk menjemur pakaian.
Tiga atau empat hari yang lalu terjadi berbagai macam kejadian lucu berkaitan dengan jemuran pakaian. Banyak jamaah haji Indonesia yang membawa tali dari rumah untuk membuat jemuran. Tali tersebut ada yang diikatkan di hidran kebakaran yang ada di setiap kamar. Karena tidak kuat menahan beban pakaian, akhirnya hidran tersebut lepas sehingga menimbulkan banjir.
Air membasahi seluruh ruang kamar hotel mulai dari kasur sampai karpet. Hal tersebut menjadikan pihak hotel mengambil langkah tegas dengan memutuskan seluruh tali yang digunakan untuk menjemur pakaian yang tidak pada tempatnya.
Selain itu, pihak hotel juga melarang jamaah haji Indonesia untuk menjemur pakaian di tangga darurat hotel. Jika masih ada yang membandel, maka pakaian tersebut akan di sweeping dan disita.
Kontributor berita yang juga merupakan Ketua Kloter 09 sempat berkeliling ke ruang cuci dan jemuran yaitu ruang lantai H. Tiga hari yang lalu ruang tersebut sangat penuh dengan pakaian yang berseliweran ke sana kemari dengan berbagai tali yang melintang. Kondisi tersebut mengakibatkan banyak jamaah yang mengalami disorientasi ketika masuk lantai H.
Memang lantai H untuk Tower 2 terhubung otomatis dengan Tower 3. Maka tidak jarang banyak jamaah haji yang kebingungan ketika mau kembali ke kamarnya. Karena ketika masuk lift ternyata lift tersebut sudah berada di Tower 3.
“Alhamdulillah, semenjak kejadian kamar kebanjiran yang terjadi di Tower 3, semua tali-tali yang melintang tidak beraturan sudah diputuskan oleh pihak hotel, sudah agak kelihatan lebih rapi dari pada 3 hari yang lalu,” tulis Fahimi.
Urusan jemuran juga sempat menjadi perhatian khusus petugas Sektor 4. Di sela-sela pembinaan semua petugas kloter di Tower 2, Nur Ahmadi staf dari Sektor 4, sempat menyinggung urusan jemuran.
“Tolong jamaah diberi pengertian untuk tertib dalam membuat jemuran. Jamaah tidak usah sering-sering mencuci karena kelembaban udara di Mekkah ini sangat sedikit sehingga tidak banyak keluar keringat,” demikian pesan Nur Ahmadi. (Lingkar Network | Lingkar.news)