JAKARTA, LINGKAR – Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyatakan bahwa peremajaan dan pengadaan kapal laut baru membutuhkan anggaran sekitar Rp1,5 triliun.
Menurut AHY, permintaan masyarakat terhadap transportasi laut terus meningkat setiap tahunnya, terutama untuk angkutan penumpang dan barang selama momen libur Natal, Tahun Baru, dan Idul Fitri.
“Terkait penganggaran, tentu harus dihitung dengan cermat. Angkanya memang besar, sekitar Rp1,5 triliun, sehingga setiap rupiah dari uang rakyat harus dikelola dengan penuh tanggung jawab,” ujar AHY di Jakarta, Minggu.
Ia menambahkan, upaya ini juga harus memperhatikan kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Saat ini, hanya tersedia 82 kapal angkut, terdiri dari 50 kapal milik Kementerian Perhubungan dan 32 kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni).
Karena terkait anggaran negara, AHY menegaskan bahwa realisasi peremajaan kapal membutuhkan dukungan politik. “Anggaran tidak terlepas dari proses politik antara pemerintah dan DPR,” jelasnya.
Untuk mengurangi beban pada APBN, AHY menyebut pihaknya sedang menjajaki alternatif pembiayaan yang lebih kredibel dan cepat. “Kami tengah membahas skema pembiayaan yang memungkinkan peremajaan dan penambahan kapal dilakukan lebih cepat, terutama untuk kebutuhan mendesak,” tambahnya.
Sementara itu, hingga 29 Desember 2024, PT Pelni mencatat keberangkatan 366.002 pemudik selama periode libur Natal dan Tahun Baru. “Dari 11 hingga 29 Desember 2024, jumlah penumpang kapal Pelni mencapai 366.002 orang,” ujar Direktur Utama PT Pelni, Tri Andayani.
Tri juga menyebut rute Batam-Belawan, Belawan-Batam, dan Makassar-Bau Bau sebagai yang terpadat. Adapun pelabuhan dengan keberangkatan tertinggi adalah Pelabuhan Makassar, Ambon, dan Batam. ( RARA – LINGKAR )