Lingkar.news – Pernahkah kamu menangis saat bahagia?. Ternyata, menangis saat hati senang itu normal.
Padahal, umumnya menangis kerap kali terjadi ketika frustrasi, marah atau sedih. Namun, faktanya menangis bahagia sering terjadi dan dialami oleh banyak orang.
Menangis adalah respons yang wajar saat Anda mengalami perubahan emosi, seperti sedih, bahagia, kesakitan, atau bahkan marah.
Menangis juga merupakan mekanisme pertahanan tubuh yang membantu mengurangi stres dan menenangkan pikiran.
Terdapat beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang menangis, di antaranya:
1. Emosi
Saat kamu memiliki banyak masalah, mungkin sulit untuk memproses perasaanmu dengan benar karena telah terbebani secara emosional.
Akibat emosi yang menumpuk, bisa jadi meluap secara tiba-tiba dan kamu mendapati dirimu menangis secara spontan.
2. Hormon
Hormon tertentu, seperti oksitosin dan prolaktin, dapat memicu rasa ingin menangis. Kedua hormon ini diproduksi oleh kelenjar pituitari di dasar otak dan dapat meningkat saat seseorang merasa sedih atau tertekan.
Perubahan hormon merupakan penyebab yang paling sering membuat seseorang menangis tanpa alasan. Hal ini umum dialami oleh wanita daripada pria.
3. Kondisi fisik
Beberapa kondisi fisik, seperti alergi, sinusitis, atau infeksi mata, dapat menyebabkan seseorang menangis. Kondisi ini dapat menyebabkan iritasi pada mata yang dapat menyebabkan air mata mengalir.
4. Faktor lain
Beberapa faktor lain yang dapat menyebabkan seseorang menangis meliputi kelelahan, kekurangan tidur, atau stres.
Menangis saat Bahagia
Menurut Association for Psychological Science, kamu mungkin menunjukkan ekspresi negatif (menangis) saat mengalami emosi positif (bahagia) yang berlebihan.
Ini adalah mekanisme alami tubuh untuk menekan emosi positif agar tubuh mencapai titik kestabilan emosi.
Tapi mengapa bahagia juga memunculkan air mata? Menurut Psikolog Oriana R. Aragon, karena menangis bisa menguatkan saat-saat bahagia.
Ketika seseorang meneteskan air mata, ada senyawa leucine enkephalin yang terlepas. Senyawa ini berfungsi untuk menghilangkan rasa sakit.
Penjelasan yang lebih kompleks soal air mata bahagia memasukkan teori bahwa, otak kita tidak selalu mengetahui perbedaan antara emosi negatif atau positif.
Bagian otak yang bernama hypothalamus merespon emosi melalui sinyal saraf tanpa selalu menyadari apakah sinyal yang dikirim sedih atau senang.
Menurut Jordan Gaines Lewis, profesor psikiatri dari Penn State, saat sinyal sedih dan bahagia muncul, sistem saraf parasympathetic akan aktif, dan melepaskan acetylcholine.
Acetylcholine ini memerintahkan kelenjar air mata untuk berproduksi, dan menangislah kita.
Menangis saat bahagia dapat terjadi karena emosi yang kuat dan hormon tertentu yang diproduksi oleh kelenjar pituitari di dasar otak.
Hormon seperti oksitosin dan prolaktin dapat meningkat saat seseorang merasa sangat senang atau bahagia, yang dapat memicu tangis bahagia. (Lingkar Network | Lingkar.news)