Lingkar.news – Tahun politik merupakan masa sensitif di Indonesia. Sentimen para pendukung peserta pemilihan umum seolah meningkat hanya dengan satu informasi tertentu sehingga sangat rawan menimbulkan perpecahan. Apalagi di era digital dimana informasi bisa menyebar dengan cepat.
Tak ayal, berita palsu atau hoaks mudah sekali dikonsumsi masyarakat mengingat hampir semua lapisan masyarakat bisa mengakses informasi dengan begitu mudahnya. Berita palsu bisa membingungkan sehingga pembaca harus cermat agar tidak menjadi korban berita palsu.
Mengenali berita palsu menjadi keterampilan penting untuk menjaga informasi yang akurat dan terpercaya. Berikut adalah beberapa cara mudah untuk mengenali berita palsu:
1. Periksa Situs dan Kualitas Penulisan
Langkah pertama dalam mengenali berita palsu adalah memeriksa sumber informasi. Periksa apakah berita berasal dari situs berita terkemuka dan terpercaya serta sudah terverifikasi sebagai institusi resmi. Institusi pers yang terverifikasi lebih terjamin informasinya karena berada di bawah aturan undang-undang pers.
Selain melihat situs berita, mengenali berita palsu bisa dilihat dari kualitas artikelnya. Misalnya dari segi penulisan banyak salah ketik, tidak terstruktur. Berita palsu juga bisa berisi opini tanpa dasar serta mengarahkan pada hal tertentu agar dipercaya masyarakat.
2. Periksa Keaslian Gambar atau Video
Gambar atau video kerap dijadikan pancingan untuk menarik pembaca. Canggihnya teknologi masa kini mempermudah orang untuk memanipulasi gambar sehingga ketika menemukan informasi yang sensasional perlu dilakuan koreksi silang. Caranya cukup mudah, manfaatkan aplikasi Google Images atau Google Lens. Unduh foto atau buat tangkapan layar video. Selanjutnya buka Google Images dan pilih foto dari folder asal. Google secara otomatis akan menampilkan hasil foto serupa dari berbagai situs.
Setelah itu, pembaca hanya perlu mencocokkan dan memeriksa situs-situs yang menampilkan asal foto tersebut. Lalu bandingkan dan periksa foto yang serupa dengan melihat perbedaan waktu upload, keterangan, dan sumber asal foto.
3. Cek Fakta dan Bersikap Kritis
Langkah ketiga mengenali berita palsu adalah dengan verifikasi fakta yang disajikan dalam berita. Gunakan mesin pencari untuk mencari informasi tambahan atau temukan liputan dari sumber-sumber berita lainnya. Jika informasi tidak dapat diverifikasi, maka patut dicurigai.
Tetap bersikap kritis meskipun informasi itu berasal dari orang yang kita kenal atau dari tokoh publik. Sebab tak sedikit potongan video dijadikan sebagai pancingan reaksi masyarakat. Oleh karena itu penting memeriksa sumber asli informasi untuk mengetahui konteksnya secara keseluruhan.
4. Periksa Tanggal Publikasi
Berita palsu seringkali mencampurkan informasi lama dengan konteks baru. Periksa tanggal publikasi untuk memastikan bahwa berita tersebut relevan dengan waktu saat ini dan tidak merupakan informasi yang sudah usang. Hal ini layaknya mendengar gosip yang memerlukan dua sisi cerita dari orang yang terlibat. Sebab sesuatu hal terlihat baik atau jelek tergantung siapa yang menyampaikan.
5. Pentingnya Dua Sisi Cerita
Berita yang hanya menyajikan satu sisi cerita dapat menjadi tanda bahwa itu tidak objektif. Berita yang seimbang akan memberikan perspektif dari berbagai sudut pandang, dan ini adalah ciri dari sumber berita yang dapat dipercaya.
Mengenali berita palsu memerlukan kewaspadaan dan ketelitian. Dengan mengaplikasikan langkah-langkah di atas, kita dapat melindungi diri dari informasi yang salah dan mendukung penyebaran informasi yang akurat. Di dunia digital yang begitu dinamis, kemampuan untuk membedakan antara berita palsu dan berita yang benar menjadi semakin krusial untuk membangun masyarakat yang informasi dan cerdas. (Lingkar Network | Lingkar.news)