Bogor, Lingkar.news – Percobaan yang ketiga kalinya untuk mengawinkan dua ekor panda raksasa asal China, yang diberi nama Cai Tao dan Hu Cun ketika keduanya memasuki usia 14 tahun dilakukan oleh pihak Taman Safari Indonesia, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, .
Direktur TSI Jansen Manansang saat perayaan HUT Hu Chun di Taman Safari Bogor, Cisarua, Sabtu (7/9), mengungkapkan bukan perkara mudah dalam mengawinkan satwa dari “Negeri Tirai Bambu” ini.
Taman Safari yang juga merupakan lembaga konservasi satwa hingga saat ini mempelajari cara efektif dalam mengawinkan panda raksasa, setelah dua kali berturut-turut gagal membuahkan hasil selama dua tahun terakhir.
Ia menjelaskan beberapa pekan lalu sepasang panda raksasa ini telah dilakukan perkawinan artifisial.
“Sudah tiga tahun kita coba, ini yang ketiga. Inilah juga satu riset yang kita pelajari dengan di China atau Tiongkok,” ujarnya.
Salah seorang penjaga panda raksasa Taman Safari Bogor Cicih Lidia menjelaskan bahwa pengelola TSI memiliki harapan besar agar kedua panda raksasa tersebut berkembang biak di masa kawin tahun ini.
Karena, kata dia, masa kawin panda hanya terjadi satu tahun sekali dan masa suburnya berlangsung satu pekan.
“Jadi kalau misalkan kita terlewat masa subur harus diulang di tahun depan. Program breeding-nya,” kata dia.
Ia menjelaskan,l satwa panda raksasa memiliki masa mengandung selama 90-150 hari, dengan anakan satu ekor setiap kali melahirkan.
“Di Taman Safari baru dua ekor. Hu Chun dan Cai Tao aja. Semoga tahun ini bertambah. Pasangan ini beda satu bulan. Umurnya sama 14 tahun,” katanya.
Cicih menerangkan bahwa satwa di Istana Panda Taman Safari Bogor itu tetap bisa ditemui oleh pengunjung meski dalam masa kawin. Tapi, ada waktu-waktu tertentu keduanya tak dapat dilihat, khususnya ketika sedang proses perkembangbiakan.
Hu Chun adalah panda betina yang lahir pada 8 September 2010. Nama Hu Chun berarti danau di musim semi atau si cantik dari alam. Sementara, Cai Tao adalah panda jantan yang lahir tanggal 4 Agustus 2010. Nama Cai Tao berarti pemuda yang tampan, karismatik, dan bangsawan.
Hu Chun dan Cai Tao berasal dari Chengdu, Provinsi Sinchuan, Tiongkok. Keduanya langsung dikarantina di TSI Cisarua, Bogor, setelah tiba di Indonesia pada tanggal 28 September 2017.
Usai melewati proses karantina, sepasang panda raksasa tersebut telah beradaptasi baik dengan lokasi, iklim, dan cuaca sekitar, termasuk dengan penjaga satwa serta dokter hewan yang merawatnya.
Saat datang ke Indonesia Hu Chun berbobot 113 kilogram, sedangkan pasangannya Cai Tao si panda jantan memiliki bobot 128 kilogram.
Pengiriman panda tersebut merupakan hasil kerja sama Indonesia-Tiongkok di bidang konservasi satwa. Kesepakatan tersebut dicapai dalam peringatan 63 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Tiongkok pada 2013.
Kemudian ditindaklanjuti dengan penandatanganan nota kesepahaman pada 2016. Nota kesepahaman itu dilaksanakan melalui kerja sama konkret antara PT Taman Safari Indonesia dengan China Wildlife Conservation Association (CWCA). (rara-lingkar.news)