PADANG, Lingkar.news – Pengamat politik dari Universitas Andalas Sumatera Barat Andri Rusta menyebut, bakal calon presiden (bacapres) Prabowo Subianto, Anies Baswedan, dan Ganjar Pranowo mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menentukan bakal calon wakil presiden (cawapres) yang akan mendampinginya.
“Ketiga bacapres ini masih menjaga siapa pasangan wakil yang harus mereka bangun untuk mendampingi,” kata Andri Rusta di Padang, pada Senin, 12 Juni 2023.
Hal tersebut disampaikan Andri mengingat, hingga saat ini belum ada satu pun bacapres yang telah mengumumkan nama bakal cawapres yang akan mendampingi pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Menurutnya, prinsip kehati-hatian tersebut didasari pertimbangan potensi pesta demokrasi lima tahunan tersebut akan berlangsung dua putaran. Sehingga sosok cawapres yang akan dipilih harus betul-betul memiliki nilai tawar yang kuat apabila pemilu berlangsung dua putaran.
Apalagi melihat elektabilitas dan ketokohan dari ketiga bacapres hingga kini terus bersaing ketat. Oleh karena itu, posisi cawapres akan menentukan untuk mendongkrak elektabilitas guna memenangi pesta demokrasi lima tahunan tersebut.
“Kekuatan mereka bertiga ini sama kuat, maka kata kuncinya ada di wakil presiden,” jelas lulusan Macquarie University itu.
Selain masing-masing bacapres, Andri meyakini partai politik pengusung ketiga nama bacapres itu juga mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam menentukan nama bakal cawapres.
Di sisi lain, ia memprediksi penyelenggaraan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun 2024 akan berlangsung dua putaran.
“Ada beberapa alasan Pilpres 2024 berlangsung dua putaran, pertama saat ini sudah ada tiga poros,” kata Andri Rusta.
Ketiga poros tersebut sama-sama menjaga muruah (kehormatan) partai termasuk soal elektabilitas menjelang pemilihan legislatif. Sehingga, suara dari masing-masing bakal calon presiden yakni Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan akan terpecah atau terbagi.
Menurut dia, lumbung suara Prabowo Subianto dengan Ganjar Pranowo memiliki irisan yang sama. Begitu juga dukungan antara Menteri Pertahanan tersebut dengan Anies Baswedan yang memiliki irisan tersendiri. Dengan kondisi tersebut diyakini tidak akan ada satupun bakal calon presiden yang berhasil meraih perolehan suara di atas 51 persen.
“Inilah yang menjadi alasan Pilpres akan melaju ke putaran kedua,” ujarnya.
Kemudian, terkait adanya anggapan bahwa Koalisi Indonesia Bersatu terutama PDIP yang akan menjegal Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024, Andri meragukan hal demikian. Sebab, jika hal tersebut dilakukan justru akan merugikan atau menurunkan elektabilitas partai besutan Megawati Soekarnoputri termasuk partai politik yang mendukung pemerintah.
Pendaftaran bakal calon Presiden dan Wakil Presiden dijadwalkan pada 19 Oktober 2023 sampai dengan 25 November 2023. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden diusulkan partai politik, atau gabungan partai peserta pemilu yang memenuhi syarat perolehan kursi paling sedikit 20 persen dari jumlah kursi DPR. (Lingkar Network | Koran Lingkar)