JAKARTA, LINGKAR – Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Dedi Kurnia Syah menilai Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto, berpeluang memimpin koalisi besar di pemerintahan Prabowo-Gibran.
”Kinerja Airlangga dinilai cukup baik dalam mengawal sektor perekonomian dalam negeri, jadi peluangnya cukup besar memimpin koalisi besar. Ini menandai jika Jokowi akan ada pada pihak Golkar, termasuk soal penyusunan kabinet,” katanya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat, 23 maret 2024.
Hal tersebut disampaikan Dedi menanggapi lahirnya wacana koalisi besar, yang akan mengawal keberlangsungan pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, yang mulai ramai diperbincangkan.
Sebelumnya Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani menilai koalisi besar sangat penting untuk menyukseskan program-program besar yang akan dijalankan pemerintahan Prabowo-Gibran tahun 2024 – 2029 mendatang.
Menurut Dedi, jika membaca pemerintahan sebelumnya atau yang saat ini berjalan maka akan terjadi stabilitas dan efektifitas putusan politik, sehingga pemerintah dimudahkan dalam menjalankan pekerjaan pembangunan,” jelasnya.
Dedi menilai sangat mungkin peluang koalisi besar tersebut terwujud. Namun tentu dengan catatan dilakukan secara proporsional. Partai pengusung Prabowo-Gibran harus mendapat porsi yang sesuai dengan kinerja politik mereka, utamanya dalam hal pemenangan.
“Secara khusus Golkar (mesti mendapat porsi lebih), mengingat Golkar adalah partai terbesar sekaligus representasi Gibran,” ujarnya.
Artinya, kata Dedi, cukup rasional jika Partai Golkar dilibatkan dalam putusan penting dalam membentuk koalisi besar tersebut. Bahkan Partai Golkar bisa saja dianggap sebagai pemimpin koalisi besar karena jumlah kursi partai yang terbesar dalam koalisi prabowo – gibran.
“Di luar itu, partai penantang di pilpres utamanya PKB dan Nasdem sejauh ini tidak miliki persoalan dan pertentangan dengan kelompok Prabowo-Gibran, untuk itu wacana koalisi besar cukup mudah dijalankan,” tutupnya. (RARA – LINGKAR)