MANOKWARI, Lingkar.news – Dinas Pendidikan (Disdik) Provinsi Papua Barat menggodok kurikulum muatan lokal Noken yang akan diimplementasikan oleh satuan pendidikan khusus di tujuh kabupaten se-Papua Barat.
Asisten I Sekretariat Daerah Papua Barat Syors Alberth Ortisanz Marani di Manokwari, Rabu, 7 Mei 2025 mengatakan muatan lokal bertujuan agar peserta didik mempelajari keberagamaan seni dan budaya.
Kurikulum tersebut mencakup aspek bahasa daerah, adat istiadat, seni tradisional, upacara adat, cerita rakyat, dan kebudayaan asli lainnya yang harus dilestarikan.
“Kami mengapresiasi upaya Dinas Pendidikan yang menghadirkan muatan lokal untuk pendidikan khusus,” ujarnya.
Menurut dia, penerapan kurikulum lokal tidak hanya memperkaya ilmu yang dipelajari peserta didik, juga menjadi bagian dari upaya pemerintah daerah merawat seni dan budaya di era modernisasi.
Penyusunan kurikulum muatan lokal Noken Papua selama empat hari (6—9 Mei 2025) harus memperhatikan berbagai indikator, terutama metode penyajian yang mudah dipahami peserta didik.
“Papua Barat perlu model pembelajaran yang tepat dan materinya mudah dimengerti peserta didik,” ucapnya.
Kepala Disdik Papua Barat Abdul Fatah menjelaskan perumusan kurikulum Noken melibatkan guru-guru dari pendidikan khusus, akademisi Universitas Papua, dan Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP).
Hal itu, lanjutnya, bertujuan agar desain kurikulum muatan lokal Noken Papua dapat diterjemahkan secara baik oleh tenaga guru pada setiap satuan pendidikan khusus seperti sekolah luar biasa (SLB).
“Supaya output dari kegiatan penyusunan kurikulum muatan lokal Noken Papua dapat dirasakan secara nyata di dunia pendidikan,” ucap Abdul Fatah. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)