SLEMAN, Lingkar.news – Dinas Pariwisata (Dispar) Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, gencar melakukan kampanye sadar wisata di beberapa destinasi wisata untuk menumbuhkan dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam upaya mengembangkan sektor pariwisata.
“Upaya ini merupakan komitmen nyata dari Pemkab Sleman untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata,” kata Kepala Dispar Sleman, Ishadi Zayid pada Selasa, 22 November 2022.
Menurut dia, pemilihan lokasi kampanye sadar wisata pada tahun ini didasarkan pada inisiatif warga masyarakat yang menginginkan wilayahnya dapat dikembangkan menjadi rintisan destinasi wisata baru.
“Selain itu sasaran juga diarahkan ke destinasi yang sudah ada untuk memperkuat destinasi agar nantinya dapat menjadi alternatif bagi wisatawan,” tuturnya.
Ia mengatakan, untuk 2022 ini lokasi yang menjadi sasaran program peningkatan partisipasi masyarakat melalui Kampanye Sadar Wisata meliputi 22 lokasi.
Lokasi-lokasi tersebut yakni Embung Opak Village Bimomartani Ngemplak, Modinan Banyuraden Gamping, Griya Juang Caturtunggal Depok, Sumberwatu Sambirejo Prambanan, Blimbingsari Caturtunggal Depok, Tuk Bulus Bimomartani Ngemplak, Pring Ledok Tinjon Madurejo Prambanan, dan Desa Wisata Rajek Wetan Tirtoadi Mlati.
Kemudian Desa Wisata Pules Kidul Donokerto Turi, Desa Wisata Pelangi Progo Sumberarum Moyudan, Kandangan Margodadi, Desa Wisata Grogol Margodadi Seyegan, Desa Wisata Brajan Sendangmulyo Minggir, Wedomartani Ngemplak, Argomulyo Cangkringan, Desa Wisata Ketingan Tirtoadi Mlati, Desa Wisata Mlangi Nogotirto Gamping, Desa Wisata Lembah Balong Pakembinangun Pakem, Sinduadi Mlati, Taman Banukerto Sinduadi Mlati, dan Minomartani Ngaglik.
Kepala Bidang Pengembangan Destinasi dan Ekonomi Kreatif Dispar Sleman, Wasita mengatakan bahwa, strategi pengembangan destinasi di Kabupaten Sleman mendasarkan pada konsep Pembangunan Pariwisata Berbasis Masyarakat (Community Based Tourism).
“Konsep ini mengutamakan pada proses pemberdayaan masyarakat di level akar rumput. Sehingga warga masyarakat menjadi aktor utama dan subjek atau pelaku dalam menginisiasi, mengembangkan, menjalankan, dan mengoperasionalkan destinasi wisata khususnya wisata pedesaan,” jelasnya.
Ia mengatakan, semua itu nantinya akan berujung pada penerimaan manfaat yang juga akan didapat sepenuhnya oleh masyarakat.
“Melalui konsep pemberdayaan ini, diharapkan warga masyarakat yang mungkin baru menginisiasi, merintis maupun sudah menjalankan, dan mengelola destinasi agar lebih termotivasi lagi sehingga pengelolaan destinasinya dapat berjalan secara maksimal,” ucapnya.
Wasita mengatakan, implementasi Sapta Pesona yang meliputi aspek keamanan, ketertiban, kebersihan, kesejukan, keindahan, keramah-tamahan, dan kenangan dapat lebih diinternalisasikan dan diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari warga masyarakat.
“Dengan demikian, warga masyarakat diharapkan bisa menjadi tuan rumah yang baik terhadap para tamu dan wisatawan yang berkunjung ke destinasi yang dikelolanya,” pungkasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)