DEMAK, Lingkar.news – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Demak tak henti-hentinya berupaya melakukan percepatan penanganan banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Demak, Jawa Tengah.
Banjir yang terjadi akibat jebolnya tanggul sungai di Desa Bugel, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan pada Rabu, 13 Maret 2024 menyebabkan sebagian wilayah Kabupaten Demak banjir. Kemudian diperparah lagi dengan jebolnya tanggul sungai wulan di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak pada Minggu, 17 Maret 2024.
Bupati Demak, Eisti’anah menyampaikan bahwa ada sebanyak 126 desa di 13 kecamatan yang terdampak banjir sehingga ribuan warga harus mengungsi ke lokasi yang aman.
Saat ini genangan air di sejumlah daerah sudah surut, namun sebagian masih ada yang masih tergenang.
Jumlah pengungsi kini mengalami penurunan karena sebagian telah kembali ke rumah masing-masing. Hingga tanggal 26 Maret 2024, jumlah pengungsi kini menjadi 5.952 jiwa dari yang sebelumnya pada tanggal 23 Maret, jumlah pengungsi ada 14.852 jiwa.
Hal ini karena Pemkab Demak terus melakukan percepatan penanganan banjir dengan sigap.
“Update saat ini pada Selasa, 26 Maret 2024 pukul 15.00 WIB, jumlah korban banjir yang masih ada di pengungsian sebanyak 5.952 jiwa,” kata Bupati Demak, Eisti’anah melalui data pada infografis resminya yang diterima Lingkar, pada Selasa, 26 Maret 2024.
![Pemkab Demak Percepat Penanganan Banjir, Pengungsi Kini Bisa Kembali ke Rumah 2 Pemkab Demak Percepat Penanganan Banjir, Pengungsi Kini Bisa Kembali ke Rumah](https://lingkar.news/wp-content/uploads/2024/03/pengungsi-banjir-demak.jpg)
Ribuan pengungsi tersebut belum memungkinkan pulang karena air masih menggenangi rumah.
“Total sebanyak 5.952 tersebut tersebar di 34 titik pos pengungsian di 5 Kecamatan yakni, Demak kota, Karanganyar, Gajah, Mijen, dan Sayung,” terangnya.
Kendati demikian, Pemkab Demak masih terus mengupayakan proses percepatan penanganan dan pemulihan bencana banjir di Kota Wali ini dengan cara memasifkan pompanisasi.
“Seperti di Desa Loireng Kecamatan Sayung, masih ada beberapa genangan. Kami kirimkan pompa besar di pintu (bendung) untuk mengalihkan langsung ke muara. Sehingga di Desa Sayung Kecamatan Sayung dan Desa Loireng Kecamatan Sayung ini bisa tertarik secara alami sehingga tidak perlu membuka pintu tersebut, karena kalau dibuka air robnya akan masuk,” papar Bupati Eisti’anah.
Di daerah tersebut juga telah mengalami penyurutan secara drastis, padahal sebelumnya tinggi air mencapai sedada orang dewasa.
“Disini (Desa Loireng) sudah mulai penurunan drastis, kita tanya warga kemarin sempet (ketinggian air mencapai) sedada,” tambahnya.
Terpisah, salah seorang warga Dukuh Tugu, Desa Ngemplik Wetan, Kecamatan Karanganyar Zulkarnain menyampaikan bahwa, sejak Senin, 25 Maret 2024 dirinya sudah bisa kembali ke rumah.
Zulkarnain mengaku tinggal di pengungsian Madin Desa Medini, Kecamatan Gajah, Kabupaten Demak kurang lebih selama satu minggu.
Dirinya pada Jumat, 22 Maret 2024 juga sudah melakukan bersih-bersih rumah setelah rumahnya terendam banjir.
“Sejak Senin sore 25 Maret 2024 kembali ke rumah, karena airnya sudah surut dan listriknya sudah hidup. Kalau surutnya sih sudah beberapa hari lalu, pada Jumat kemarin, 22 Maret 2024 sudah bersih-bersih rumah,” ujarnya. (Lingkar Network | Muhammad Burhanuddin Aslam – Lingkar.news)