SEMARANG, Lingkar.news – Kota Semarang tidak ada habisnya dalam melawan cuaca panas. Diberbagai daerah di kota lunpia tersebut hampir semua terkena imbas dari musim kemarau. Namun hal ini justru menjadi keuntungan tersendiri bagi penjual kipas bekas. Suhu cuaca yang begitu panas membuat orang berbondong-bondong mencari kipas.
Salah satu penjual kipas bekas di daerah Semarang Timur tepatnya Pasar Waru Baru bernama Widodo (69) mengatakan ada peningkatan penjualan kipas di musim kemarau.
“Dibandingkan saat musim penghujan, penjualan kipas bekas di musim kemarau saat ini yang begitu panas mengalami peningkatan. Kalau pas musim penghujan biasanya sehari hanya menjual 2 kipas tapi saat musim panas seperti ini bisa sampai 5 unit biji,” ujarnya saat ditemui di tokonya Pasar Waru Baru, Rabu, 16 Oktober 2024.
Harganya pun bervariasi mulai dari Rp 40 ribu yang berukuran kecil, Rp 80 ribu ukuran sedang, sampai Rp 120 ribu yang berukuran besar. Ukurannya pun bervariasi mulai dari kipas duduk, gantung, dan berdiri.
“Mereknya yang harganya tinggi ya seperti Maspion sama Miyako kalau yang murah merk China. Tapi saya ngambil untung juga sedikit sekali mas, yang penting uangnya bisa muter. Sampeyan bisa cek di toko sebelah perbandingan harganya dengan toko saya, bandingannya sampai 30 ribu,” katanya.
Kipas-kipas bekas tersebut Widodo dapat dari tukang rongsok yang mengirimkan barangnya langsung ke toko milik Widodo. Selain menjual kipas, dirinya juga membuka jasa servis kipas yang tidak kalah ramai dengan penjualan kipasnya.
“Saya juga menerima jasa servis kipas juga, biasanya tukang rongsok setiap dia ada barang terus kirim ke saya mungkin 3-4 kipas. Kalau yang rusak saya perbaiki dulu. Biasanya bagian kipas yang gampang rusak itu di bagian Bosing, Laker, sama Piusz kebanyakan keluhannya disitu,” katanya.
Untuk diketahui, Widodo mulai jualan kipas sejak 2005 dari mulai Pasar Waru Baru masih sepi pedagang hingga ramai seperti sekarang. Toko Widodo buka mulai dari pukul 08.00 sampai 17.00 WIB.(Lingkar Network | Rizky Syahrul – Lingkar.news)