CIANJUR, Lingkar.news – Harga beras di Kabupaten Cianjur Jawa Barat terpantau mengalami lonjakan, khususnya beras jenis premium yang semula dijual Rp12 ribu per kilogram saat ini naik menjadi Rp 13 ribu per kilogram.
Pedagang beras di Pasar Induk Pasirhayam Cianjur, Lusiana (43), mengatakan bahwa terjadi kenaikan harga beras sudah terjadi sejak dua bulan terakhir khusus jenis premium yang semula dijual Rp 12 ribu per kilogram saat ini naik menjadi Rp 13 ribu per kilogram.
Sedangkan untuk jenis medium masih normal di angka Rp9.450 per kilogram terlebih setelah ditambah pasokan dari Bulog Cianjur melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) sehingga harga masih tetap stabil.
“Untuk beras premium mengalami kenaikan sekitar Rp1.000 per kilogram sehingga harga jual menjadi Rp13 ribu per kilogram. Sedangkan jenis medium masih stabil di angka Rp9.450 per kilogram, untuk penjualan masih tetap tinggi setiap harinya,” ucap Lusiana.
Kendati begitu, Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, menjamin harga beras di pasaran masih stabil. Harga beras jenis premium dijual di angka Rp12.000 per kilogram dan jenis medium Rp9.450 per kilogram.
Kepala Diskoperindag Cianjur, Komarudin, mengatakan harga beras di pasaran tidak terpengaruh dengan musim kemarau terlebih berbagai upaya dilakukan pemerintah daerah bersama Bulog untuk menekan kenaikan harga.
“Sampai hari ini laporan dari petugas di lapangan harga beras masih normal, termasuk pasokan mencukupi hingga beberapa bulan ke depan. Musim kemarau tidak mempengaruhi kenaikan harga beras berbagai jenis,” ujarnya.
Setiap hari pihaknya meminta petugas melakukan pengawasan dan membuat laporan terkait perkembangan harga kebutuhan pangan di sejumlah pasar yang ada di Cianjur khususnya harga beras seiring masuknya musim kemarau agar antisipasi dilakukan untuk menekan kenaikan.
Untuk mengantisipasi kenaikan harga, pihaknya berkoordinasi dengan Bulog Cianjur, untuk menambah stok beras melalui program yang sudah disiapkan pemerintah pusat guna menekan kenaikan harga serta menggelar operasi pasar murah ketika terjadi kenaikan harga kebutuhan pokok.
“Harapan kami ketika terjadi kenaikan harga tidak sampai melambung dan meresahkan warga, namun berbagai upaya dan program untuk meringankan beban warga telah dilakukan termasuk berkoordinasi dengan Bulog Cianjur setiap pekan,” jelasnya.
Sementara Kepala Bulog Cianjur, Renato Horison, mengatakan setiap hari pihaknya melakukan pemantauan harga beras ke pasar yang ada di Cianjur, sebagai upaya mengendalikan harga melalui program SPHP dengan menyalurkan beras Bulog melalui pedagang di pasar tradisional di Cianjur.
Pihaknya memastikan selama musim kemarau tidak mempengaruhi kenaikan harga beras di pasaran karena berbagai cara dilakukan berkoordinasi dengan dinas terkait di Pemkab Cianjur, selama Juli dan Agustus pihaknya menyalurkan sekitar 6.700 ton beras SPHP ke seluruh wilayah kerja Bulog Cianjur.
“Program SPHP dijalankan untuk menjaga stabilisasi ketersediaan dan harga pangan di tingkat konsumen, untuk wilayah Cianjur, penyaluran beras ke tingkat pengecer dikirim sebanyak 2 ton ke pedagang dan pengecer di tiga pasar yang ada,” jelasnya. (Lingkar Network | Anta – Lingkar.news)