JAKARTA, Lingkar.news – Anggota Komisi IX DPR RI, Netty Prasetiyani Aher menilai bahwa kelangkaan beras dan kenaikan harga beras yang terjadi beberapa waktu terakhir, tergolong mengkhawatir. Sehingga dapat memicu menurunnya daya beli masyarakat terhadap bahan pokok.
Ia tidak sependapat dengan pernyataan pemerintah bahwa harga beras yang melonjak dan langka akibat faktor cuaca yang menyebabkan panen tidak maksimal.
Menurutnya, hal ini tidak menjadi satu-satunya faktor yang menyebabkan kenaikan harga beras dan menyebabkan kelangkaan.
”Alasan El Nino dan gagal panen bukanlah faktor tunggal yang membuat beras menjadi langka dan mahal,” kata Netty.
Ia mengatakan bahwa, faktor yang menjadi pemicu kelangkaan beras adalah bantuan sosial (bansos) yang dinilai digelontorkan secara ugal-ugalan.
“Kebijakan Bansos yang ugal-ugalan tanpa memikirkan ketersediaan pasokan, justru menjadi faktor penyebab beras langka,” ujarnya.
Netty menyebut, pemberian Bansos secara jor-joran seharusnya tidak perlu dilakukan, lantaran saat ini berada pada kondisi yang tidak begitu mendesak seperti saat terjadinya Covid-19.
Ia mengaskan bahwa pemerintah seharusnya mengevaluasi kebijakan tersebut.
”Anehnya lagi, Bansos jelang Pemilu kemarin lebih sering dan lebih banyak ketimbang pada masa pandemi. Pemerintah harus berani mengakui dan mengevaluasi kebijakan tersebut,” tegas Legislator Fraksi PKS tersebut.
Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah mengambil langkah-langkah penanggulangan dengan aksi nyata, daripada sibuk klarifikasi soal Bansos dan kelangkaan beras.
”Apalagi, sebentar lagi akan memasuki bulan suci Ramadhan dan Idul Fitri di mana kebutuhan bahan pokok meningkat,” ujarnya.
Ia menuturkan bahwa hal ini sudah menjadi tanggung jawab negara untuk menyediakan bahan pangan murah dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat.
”Segera atasi kelangkaan dan kemahalan ini dengan cara-cara efektif. Misalnya seperti operasi pasar dan kontrol distribusi. Pastikan tidak ada kelompok yang bermain di air keruh, contohnya, melakukan penimbunan guna mengeruk keuntungan,” pungkasnya. (Lingkar Network | Arif Prayoga – Lingkar.news)